Ia berjalan tanpa pengawal, hanya ditemani langkah kakinya sendiri yang bersahaja. Rumahnya tidak lebih luas dari hati yang ia lapangkan untuk rakyatnya.
Pakaian yang melekat di tubuhnya sederhana, tanpa sulaman emas atau kain mahal, namun justru itulah yang membuat wibawanya tak terbantahkan.
Masih di jazirah Amerika Latin, Pepe Mujica, menjabat presiden dengan kekayaan cuma 1.800 AS dollar. Mobilnya sekedar Volkswagen Beetle butut edisi 1987.
Mantan gerilyawan itu kerap membonceng ibu negara dengan motor bebek tua kemana-mana. Di rumahnya, mereka hidup tanpa pembantu. Gaya hidup yang membuatnya tak berjarak secara psikologis dengan keseharian rakyat.
Merakyat yang Tidak Dibuat-Buat
Semua potret macam pemimpin-pemimpin zuhud ini, dimana-mana bisa digali. Walau makin sukar didapatkan. Sesukar memperoleh hal otentik nya di negeri kita.
Mereka makan apa yang rakyat makan, duduk di tikar yang sama, dan tidak pernah merasa rendah duduk di antara orang kecil.
Bagi mereka, kemewahan bukanlah istana, melainkan kemampuan menahan diri dari nafsu kuasa. Mereka menolak singgasana yang dihiasi permata, sebab yang mereka dambakan hanyalah singgasana di hati manusia---dan lebih jauh lagi, di sisi Tuhannya.
Ketika orang lain berbangga dengan kekayaan, mereka berbangga dengan kesederhanaan. Ketika orang lain menimbun harta, mereka menimbun amal.
Dan saat banyak pemimpin berusaha dikenang lewat prasasti batu dan patung tinggi, mereka memilih dikenang lewat keadilan dan kasih sayang.
Di negeri ini kehidupan rakyat dan pejabat, bak membayangkan jarak sejuta tahun cahaya.