Pati, polemik gaji pendidik, dan gurauan tentang tanah adalah alarm yang memanggil kita kembali ke etika dasar penyelenggaraan negara: hadir, peka, dan bertanggung jawab.
Di tengah badai, asa dapat dijaga---asal komunikasi pejabat kembali berakar pada martabat warga, dan kebijakan kembali tunduk pada keadilan sosial sebagai kompas, bukan catatan kaki.
Sebagai penutup, saya kutip pidato Bung Karno 1 Juni 1945 di hadapan sidang BPUPKI:
"Kita hendak mendirikan suatu negara 'semua buat semua'. Bukan buat satu orang, bukan buat satu golongan, baik golongan bangsawan, maupun golongan yang kaya, tetapi 'semua buat semua'.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI