Mohon tunggu...
Tino Rahardian
Tino Rahardian Mohon Tunggu... Peneliti Senior Swarna Dwipa Institute (SDI)

Sosialisme Indonesia. Secangkir kopi. Buku. Puncak gunung. "Jika takdir menghendakimu kalah, berikanlah dia perlawanan yang terbaik" [William McFee].

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Prabowo, Gie, dan Lahirnya LSM: Jejak Awal Civil Society Indonesia

22 Mei 2025   18:05 Diperbarui: 22 Mei 2025   23:02 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prabowo muda menyimpan karangan bunga di atas makam Soe Hok Gie.(Foto: reactips.hol.es/historia.id)

Mengapa narasi ini terlupakan? Pertama, karena ada tendensi historiografis untuk memisahkan 'intelektual' dari 'militer'. Kedua, karena ada keengganan dalam politik identitas untuk mengakui bahwa seorang jenderal pun pernah menjadi bagian dari embrio masyarakat sipil.

Ini membuka pertanyaan teoretik penting: apakah kategori seperti "aktivis", "militer", atau "intelektual" benar-benar rigid, ataukah mereka merupakan peran sosial yang cair dan historis?

Analisis Teoritik: LSM sebagai Ruang Interaksi Elite dan Akar Rumput

Fenomena Prabowo-Gie mendirikan LSM dapat dianalisis dengan pendekatan network theory (Castells, 2010) yang menekankan pentingnya jaringan sosial dalam pembentukan gerakan sosial.

LSM yang mereka dirikan menjadi ruang pertemuan antara elite (Prabowo) dan aktivis akar rumput (Gie), mempercepat transfer ide dan strategi gerakan.

Dalam konteks ini, LSM berfungsi sebagai bridging social capital (Putnam, 2000), menjembatani kelompok dengan latar belakang berbeda untuk tujuan kolektif.

Selain itu, teori resource mobilization (McCarthy & Zald, 1977) menyoroti pentingnya sumber daya (modal sosial, intelektual, dan material) dalam efektivitas gerakan sosial.

Prabowo membawa akses keluarga elite, sementara Gie membawa jejaring intelektual dan militansi moral.

Kolaborasi ini memperkuat kapasitas LSM sebagai agen perubahan, meski pada akhirnya jalan hidup mereka berbeda.

Keterlibatan Prabowo muda dalam dunia aktivisme bukan anomali, tetapi cermin dari fleksibilitas identitas individu dalam konteks sosial-politik yang berubah.

Prabowo saat itu adalah bagian dari "in-group" aktivisme mahasiswa yang digerakkan oleh semangat perubahan, dan belum sepenuhnya terserap ke dalam "in-group" militeristik atau kekuasaan negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun