Kalo ada yang bilang budaya tulis-menulis di Nusantara baru datang bareng kolonialisme, langsung skip aja!
Faktanya, nenek moyang kita udah melek literasi sejak ribuan tahun lalu--bahkan mungkin sebelum budaya bertutur berkembang pesat.
Kalau selama ini kita mikir budaya lisan alias bertutur jadi andalan utama masyarakat Nusantara zaman dulu, mungkin kita perlu re-check cara pandang itu.
Karena faktanya, budaya nulis alias tulis-menulis ternyata sudah eksis jauh sebelum tradisi tutur benar-benar berkembang luas.
Dan ini bukan klaim asal bunyi--ini bisa dibuktikan lewat data arkeologis, prasasti, serta pendekatan teoritik dalam kajian budaya dan sejarah tulisan.
Prasasti: Twitter-nya Nusantara Zaman Dulu
Prasasti-prasasti kuno yang tersebar di seantero Nusantara jadi bukti paling otentik bahwa orang-orang dulu udah punya budaya tulis yang kuat.
Sebut aja Prasasti Yupa dari Kutai (abad ke-4 M), yang ditulis dalam aksara Pallawa dan bahasa Sanskerta. Menulis tentang raja Mulawarman yang royal banget ngasih sedekah ke Brahmana.
Ini adalah bentuk komunikasi tertulis paling awal yang kita punya. Bahkan lebih tua dari cerita rakyat yang selama ini dituturkan turun-temurun.
Contoh lainnya? Prasasti Tarumanagara (abad ke-5 M), Prasasti Kedukan Bukit (683 M), Prasasti Ciaruteun, dan sederet lainnya.