Mohon tunggu...
Tino Rahardian
Tino Rahardian Mohon Tunggu... Peneliti Senior Swarna Dwipa Institute (SDI)

Sosialisme Indonesia. Secangkir kopi. Buku. Puncak gunung. "Jika takdir menghendakimu kalah, berikanlah dia perlawanan yang terbaik" [William McFee].

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Teror Kepala Babi dan Self-Cencorship, Bagaimana Nasib Kebebasan Pers?

21 Maret 2025   22:50 Diperbarui: 21 Maret 2025   22:50 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aksi Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) pada 17 Mei 2024 di luar gedung DPRD Blitar. (Foto: Antara/Irfan Sumanjaya via thejakartapost.com)

Pada 19 Maret 2025, kantor Tempo di Jakarta menerima paket berisi kepala babi, yang ditujukan kepada wartawan Francisca Christy Rosana atau lebih dikenal dengan nama Cica.

Kejadian ini dianggap sebagai tindakan teror yang bertujuan untuk mengintimidasi jurnalis dan menghalangi kebebasan pers di Indonesia.

Pimpinan Redaksi Tempo, Setri Yasra, menegaskan bahwa tindakan ini merupakan upaya untuk mengganggu kerja jurnalistik, yang dilindungi oleh UU Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers.

Artikel ini mencoba untuk mengulas dampak teror kepala babi terhadap perilaku self-censorship jurnalis dan kebebasan pers Indonesia di masa depan.

Dampak Teror terhadap Jurnalis dan Kebebasan Pers

Peristiwa ini tidak hanya berdampak pada individu yang menjadi sasaran, tetapi juga menciptakan atmosfer ketakutan di kalangan jurnalis.

Ketika jurnalis merasa terancam, mereka cenderung melakukan self-censorship, yang pada gilirannya dapat mengurangi keberagaman informasi yang tersedia untuk publik.

Hal ini berpotensi merusak demokrasi, karena masyarakat tidak mendapatkan akses informasi yang akurat dan kritis.

Peristiwa teror ini sebenarnya bukan kasus khas Indonesia. Kejadian serupa di luar negeri juga menunjukkan pola ancaman terhadap kebebasan pers.

Misalnya, serangan terhadap jurnalis di wilayah konflik seperti di Gaza, di mana lebih dari 110 jurnalis telah dibunuh sejak awal konflik terbaru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun