"Perjalanan membuat seseorang menjadi rendah hati. Anda melihat seberapa kecil tempat Anda di dunia ini."
Begitulah kata-kata dari seorang Gustave Flaubert, penulis berkebangsaan Prancis beraliran realisme. Kata-kata tersebut memicu saya untuk selalu menikmati perjalanan mudik.
Ada sesuatu yang istimewa tentang perjalanan menuju kampung halaman--sebuah perjalanan yang bukan hanya soal jarak, tetapi juga soal hati yang ingin pulang.
Bagi saya, mudik bukan sekadar perjalanan fisik; ia adalah perjalanan emosional menuju tempat di mana kita merasa paling "kita."
Ia adalah pengingat bahwa di tengah segala kesibukan dan tantangan hidup, ada rumah yang selalu menunggu kita pulang--tempat di mana cinta tidak pernah berkurang.
Kampung halaman selalu punya cara untuk menyembuhkan hati dan mengingatkan kita akan apa yang benar-benar penting dalam hidup.
Mudik adalah lebih dari sekadar tradisi; ia adalah perjalanan penuh makna menuju cinta dan kebahagiaan sejati.
Sejak awal, saya sudah merasakan semangat mudik.
Proses mempersiapkan perjalanan, mulai dari memesan tiket melalui aplikasi KAI Access hingga mengemas barang-barang, adalah bagian dari ritual yang membuat semuanya terasa spesial.
Saya memilih kereta api sebagai moda transportasi utama bersama keluarga untuk perjalanan kali ini.