Mohon tunggu...
Tino Rahardian
Tino Rahardian Mohon Tunggu... Pegiat Sosial⎮Penulis⎮Peneliti

Sosialisme Indonesia. Secangkir kopi. Buku. Puncak gunung. "Jika takdir menghendakimu kalah, berikanlah dia perlawanan yang terbaik" [William McFee].

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Makan Bergizi Gratis di Tengah Anggaran yang Menipis

15 Februari 2025   14:20 Diperbarui: 15 Februari 2025   14:20 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menkeu Sri Mulyani (kiri) bersama Wamenkeu Suahasil Nazara menggelar konferensi pers , 27 Mei 2024.(Foto: KOMPAS/PRIYOMBODO)

Untuk mencapai target tersebut, pemerintah harus mengalokasikan dana yang signifikan. Pada tahun 2025, alokasi awal untuk program ini mencapai Rp71 triliun, dengan potensi pembengkakan hingga Rp171 triliun.

Namun, dengan anggaran yang terbatas, pemerintah perlu mempertimbangkan pendekatan yang lebih inovatif.

APBN 2025: Antara Keterbatasan dan Prioritas

Menurut laporan Bank Dunia (2024), meskipun Indonesia berhasil menunjukkan pemulihan ekonomi, anggaran negara tetap mengalami defisit yang tinggi, sehingga menuntut adanya pengelolaan anggaran yang lebih efisien.

Proyeksi APBN 2025 menunjukkan tekanan fiskal yang meningkat akibat beban subsidi, pembayaran utang, dan pemulihan ekonomi pascapandemi. 

Pada tahun 2025, pemerintah Indonesia harus membayar utang jatuh tempo sebesar Rp800,33 triliun. Rincian dari utang jatuh tempo ini adalah sebagai berikut:

Surat Berharga Negara (SBN): Sekitar Rp705,5 triliun.

Pinjaman: Sekitar Rp100,19 triliun.

Anggaran APBN 2025 menghadapi tantangan besar akibat kebutuhan pendanaan yang meningkat.

Dalam konteks ini, Presiden Prabowo mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 yang meminta pemangkasan anggaran kementerian dan lembaga sebesar Rp 306 triliun.

Ini bertujuan untuk mengalihkan dana ke program MBG dan perbaikan infrastruktur pendidikan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun