Mohon tunggu...
R Agung Prapto S
R Agung Prapto S Mohon Tunggu... Guru - Guru

Seorang guru dan penulis pemula

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Gambar sebagai Media Pembelajaran Dalam Pelajaran IPAS

15 Februari 2023   18:32 Diperbarui: 25 Februari 2023   16:02 770
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kreativitas seorang guru sangat dituntut dalam pembelajaran di depan kelas. Membuat alat peraga yang menarik, memilih metode pembelajaran yang membuat siswa menjadi aktif sehingga pembelajaran menjadi dinamis. Kelas tidak lagi menjadi duduk rapi dan peserta didik menyimak. Suasana kelas yang tenang sudah bukan lagi tuntutan, tetapi sudah ketinggalan zaman.

Pemilihan metode pembelajaran tentu disesuaikan dengan karakter materi yang akan disajikan. Kali ini materi yang akan disampaikan adalah peninggalan sejarah pengaruh Hindu, Budha, dan Islam. Saya kemudian memilih metode pembelajaran picture and picture. Alasannya karena metode ini sangat tepat dengan karakteristik materi pembelajaran.

Berdasarkan pendapat Miftahul Huda dalam bukunya Model-Model Pembelajaran dan Pengajaran yang diterbitkan oleh Pustaka Pelajar tahun 2003, model pembelajaran picture and picture adalah strategi pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media pembelajaran, di mana gambar yang digunakan sebagai media dipasangkan dan diurutkan secara logis.  

dokpri 
dokpri 

Hal pertama yang saya lakukan adalah mencari bahan yang diperlukan yaitu gambar candi-candi peninggalan Hindu dan Buddha, serta masjid peninggalan Islam, double tape, gunting, serta kertas karton atau manila untuk menempelkan gambar.   

Tetapi menyampaikan kompetensi apa yang dikuasai oleh peserta didik saya. Hal ini bertujuan agar peserta didik memahami kompetensi yang diharapkan sehingga mereka bisa fokus terhadap kegiatan yang nanti akan dijalankan.

Kompetensi yang hendak dicapai dalam materi ini adalah Peserta didik mengenal keragaman budaya, kearifan lokal, sejarah (baik tokoh maupun periodisasinya) di provinsi tempat tinggalnya serta menghubungkan dengan konteks kehidupan saat ini.

Setelah peserta didik memahami apa tujuan pembelajaran, maka langkah selanjutnya adalah menerangkan materi serta langkah yang harus dilakukan saat pembelajaran. Ketika mengajarkan materi ini, saya jadi ingat materi yang sama diberikan kepada peserta didik kelas 6. Namun kini sudah diajarkan di kelas 4 dalam kurikulum merdeka.

dokpri 
dokpri 

Langkah selanjutnya saya mengumpulkan gambar-gambar sejarah peninggalan Hindu, Budha, dan Islam dalam sebuah wadah.  Peserta didik yang sudah berkumpul dalam kelompoknya saya perintahkan untuk mengambil masing-masing 5 gambar sejarah peninggalan Hindu, 5 gambar sejarah peninggalan Buddha, dan 5 gambar sejarah peninggalan Islam.  Jika sudah semua, maka peserta diminta untuk mengelompokkan gambar berdasarkan peninggalan Hindu, Budha dan Islam.  Urutan gambar di dalam kertas manula adalah sebagai berikut:

a. Atas adalah bangunan sejarah peninggalan Hindu

b. Tengah adalah bangunan sejarah peninggalan Buddha

c. Bawah adalah adalah bangunan sejarah peninggalan Islam

setelah semua kelompok selesai menempelkan gambar, saatnya mereka saling berkunjung ke kelompok lain sambil menilai atau memberikan koreksi jika ada susunan gambar yang salah, jika terdapat gambar yang tidak sesuai dengan pengelompokkan berdasarkan corak agama apa. Di sinilah serunya mereka, karena saling memberikan masukan kritikan dan pendapat masing-masing.  Bahkan setiap kelompok dapat mengajukan pertanyaan kepada kelompok lain.  

Kegiatan mengelompokkan gambar tersebut, terlihat siswa aktif dan kreatif serta kolaboratif.  Aktif karena masing-masing anggota regu saling berbagai peran. Ada yang bertugas menjelaskan bila ada pertanyaan dari kelompok lain saat berkunjung kelompoknya.  Kreatif karena siswa bebas menyusun urutan gambarnya.  Ada yang berdasarkan tahun dibangunnya, ada yang berdasarkan huruf awalnya sehingga tampak alfabetis. Kolaboratif jelas tampak ketika terjadi pembagian tugas atau peran dalam masing-masing kelompok.  

Setelah mereka melakukan saling berkunjung, maka kemudian saya meminta mereka melaporkan hasil temuannya.  Ada yang melaporkan bahwa terdapat kesalahan dalam menempatkan gambar sesuai kategorinya. Ada yang gambarnya berbeda- beda tetapi pengelompokkannya benar.

dokpri 
dokpri 

Selama kunjungan mereka menanyakan kepada kelompok yang menampilkan gambar peninggalan yang berbeda.  Terjadi dialog interaktif. Ketika mereka tidak menemukan titik temu, baru mereka meminta pendapat kelompok lainnya. Tetapi jika memang tidak bisa menjawab, maka saya pun mengarahkan kembali atau membimbing jawaban mereka dengan memberikan pertanyaan yang mengarah kepada jawaban yang benar.

Sebagai rangkaian menjelang akhir pembelajaran, saya memberikan asesmen guna mengetahui seberapa tinggi daya serap peserta didik terhadap kegiatan tadi. Alhamdulillah hasilnya tidak mengecewakan.  Sejumlah 75% peserta didik mampu menjawab asesmen dengan baik dan benar. 

Ada beberapa catatan dalam pelaksanaan pembelajaran tadi, terdapat peserta didik yang mengalami kegugupan saat menjelaskan kepada teman sebayanya. Hal ini dikarenakan mereka tidak terbiasa berbicara di depan banyak teman.  Memang mereka sedang belajar untuk mengembangkan dirinya menjadi orang yang tidak gugup ketika berhadapan dengan orang lain.

dokpri 
dokpri 

Sebagai kegiatan penutup, saya mengajak siswa merefleksikan materi hari ini. Apakah tujuan pembelajaran kali ini berhasil atau tidak.  Memberikan penekanan terhadap materi yang belum dipahami semua peserta didik. Terakhir adalah mengisi rubrik tentang proses pembelajaran saat itu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun