Mohon tunggu...
Rafly Febriansyah
Rafly Febriansyah Mohon Tunggu... Security - Scavenger Poem

Ada yang harus aku tuju, kemudian aku buat.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Marabahaya

25 Januari 2022   15:06 Diperbarui: 25 Januari 2022   15:09 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Ibu: Semua tidak sesuai rencana bukan?
Seseorang yang kau harapkan selalu dekat, saat ini telah memilih jalannya untuk selalu jauh.
*
Aku tidak bisa berkata apapun
seluruh otak-ku buntu,
mulut-ku terasa pahit ketika ingin melantunkan kata.
*
Ibu: Masih senang memelihara jatuh dalam banyak harap?
Aku: Masih bu, masih terulang hingga saat ini.
*
Ibu: Aku hanya ingin kau kembali melukis, berpuisi, memetik gitar dan bernyanyi
karena bagi ibu; melukis tidak akan menjadikan pilihanmu tak hanya lari, atau melukai diri sendiri ketika yang kau dambakan belum menghasilkan apa-apa. Dan setidaknya hal itu tidak membuat kau gila.
*
Aku tertawa, dan kembali mengingat masa-ku ketika melukis tubuhnya.
Diam sejenak, dan berharap tidak ada lagi jawaban yang harus aku tuangkan.
*
Lalu, dari bibir nya yang tipis nan elok
lahir sebuah tanya: " Kau masih mengingatnya? Ketika kacaumu berhamburan di tubuh ibu?"
*
Ingat bu, benar kata ibu;
sesuatu yang sakit, tak perlu nyata untuk dirasakan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun