Mohon tunggu...
Rafifah Auria Hidayat
Rafifah Auria Hidayat Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Airlangga. Semoga tulisan saya ini dapat bermanfaat untuk kita semua.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh K-Pop terhadap Nasionalisme Remaja Indonesia

15 Juni 2022   19:41 Diperbarui: 15 Juni 2022   19:48 2219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Saat ini perkembangan teknologi semakin pesat, hal ini diikuti oleh berkembangnya internet dan media sosial yang dapat memudahkan siapapun mengakses informasi dan dapat mengetahui dunia luar tanpa berkunjung ke negara tersebut. Banyak budaya luar yang digandrungi oleh masyarakat Indonesia, salah satunya adalah budaya populer asal Korea, atau yang kita kenal dengan K-Pop. 

Produk dari negeri ginseng tersebut berupa hiburan yang disebarkan melalui media massa. Hingga saat ini, budaya populer  ini berhasil beradaptasi dengan anak muda dari belahan dunia lain, termasuk Indonesia. Budaya populer berkembang di banyak bidang, salah satunya adalah industri hiburan layar, seperti musik dan film. K-Pop juga menjadi salah satu topik pembahasan dominan di media sosial Twitter saat ini.

Sering para remaja begitu terobsesi dengan hal-hal yang berbau korea seperti K-pop. Sehingga, rasa kecintaan mereka yang berlebihan terhadap K-Pop dan para artisnya mendatangkan dampak terhadap sikap nasionalisme. Nasionalisme merupakan suatu sikap politik atau pemahaman dari masyarakat suatu bangsa yang memiliki keselarasan kebudayaan dan wilayah. 

Jika hal ini tidak ditindak lanjuti, bisa-bisa para penggemar Kpop tumbuh dalam situasi buta budaya, cultural blind terhadap budaya bangsanya sendiri. Dimana nantinya Indonesia akan perlahan kehilangan identitas budaya bangsa. Bahkan rasa cinta terhadap bangsanya sendiri pun dapat pelan-pelan terkikis.

K-Pop mudah membius para remaja di Indonesia. Bukan hanya aspek budaya saja yang terkena dampaknya, namun sikap nasionalisme remaja di Indonesia juga terkena dampaknya. Bahkan banyak para remaja yang mengagung-agungkan budaya Korea  Selatan dan terkesan mengabaikan budaya dari Indonesia. 

Hal ini dibuktikan dengan  banyaknya remaja Indonesia yang lebih tertarik mempelajari bahasa Korea ketimbang melestarikan bahasanya sendiri. Psikologi remaja yang masih labil membuat remaja mudah terpengaruh dengan keadaan sekitarnya, termasuk budaya asing. 

Padahal, seperti yang kita ketahui bahwa remaja merupakan penerus bangsa yang seharusnya mencintai dan mengembangkan budaya Indonesia. Kelabilan remaja ini harus dapat dimanfaatkan oleh lingkungan sekitar (sekolah maupun orangtua) untuk menanamkan rasa nasionalisme. Sebab nasionalisme merupakan suatu bentuk rasa cinta kita akan negara Indonesia yang diwujudkan dengan menjaga dan memelihara kebudayaan asli negeri sebagai ciri khas bangsadi tengah- tengah arus globalisasi budaya.

Kita sebagai generasi muda, sudah seharsnya memiliki rasa nasionalisme untuk bangsa ini. Upaya yang dapat kita lakukan agar dapat meningkatkan rasa nasionalisme di Indonesia adalah (1) Upacara bendera; (2) Belajar lagu-lagu nasional; (3) Mempelajari bahasa dan kebudayaan daerah; (4) Pendidikan kewarganegaraan. Beberapa upaya ini dapat dilakukan guna memupuk dan menanamkan rasa nasionalisme bagi generasi penerus bangsa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun