Mohon tunggu...
Rafa Maharani
Rafa Maharani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi jurusan Psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang

Salah satu mahasiswi yang berjuang untuk menyelasikan tugasnya sebaik mungkin.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Apakah Kamu Memiliki Overthinking? Mari Kita Kenali Apa Itu Overthinking!

28 September 2021   12:46 Diperbarui: 28 September 2021   12:55 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1. Berpikir negatif dan berlebihan 

Saat seseorang mengalami overthinking dia cenderung akan berpikir berlarut-larut hingga bercabang tanpa ujung. Dan pikiran ini mayoritas negatif dan terkadang berlebihan. Contohnya saat seseorang diajak berkenalan oleh orang asing, orang yang mempunyai overthinking akut mungkin akan berpikir, "Kenapa dia berkenalan dengan ku? Apa yang dia mau dari ku? Apa ini hanya basa-basi saja? Atau dia pikir aku terlihat kesepian sehingga dia mengajak ku bicara? Oh, apa mungkin dia suka kepada ku dan sengaja ingin mendekati ku? Atau mungkin dia melihat ku seperti anak yang bisa dia manfaati nantinya...?" seperti itulah contoh pikiran yang bisa didapati dalam pikiran seorang overthinker.

2. Khawatir

Saat seseorang mengalami overthinking maka dia akan merasa khawatir disetiap keputusan atau pilihan di situasi yang akan dia hadapi. Contohnya saat seseorang khawatir dihari sebelum tes praktik disekolahnya dilakukan. Dia khawatir bahwa dia akan mendapatkan tes yang sulit atau akan menjadi orang pertama yang dipilih untuk menjadi penguji pertama. Padahal sebenarnya belum tentu hal tersebut akan terjadi seperti apa yang dia pikirkan.

3. Ragu

Saat seseorang mengalami overthinking dia juga cenderung akan merasa ragu berlebihan untuk melakukan sesuatu. Contohnya saat seseorang ingin menolong anak kecil yang terjatuh dan terlihat ingin menangis, dia ingin menolong anak tersebut tetapi dia ragu karena takut jika anak itu akan menangis karena dihampiri orang asing. Padahal terlepas anak tersebut akan menangis atau tidak, saling tolong menolong adalah sebuah kewajiban yang seharusnya dilakukan tanpa pikir panjang.


4. Cemas atau takut

Saat seseorang mengalami overthinking dia akan merasakan cemas atau rasa takut berlebihan karena takut berbuat kesalahan. Hal ini sangat berhubungan dengan gejala-gejala sebelumnya, rasa takut akan membuat seseorang merasa khawatir dan akhirnya ragu untuk melakukan sesuatu. Contohnya saat seseorang ingin bertanya kepada gurunya tentang materi yang dia tidak mengerti tetapi dia tidak melakukannya karena cemas, takut dianggap remeh karena tidak mengerti materi yang mayoritas teman sekelasnya mengerti. Padahal kembali lagi, spekulasi yang ada dipikirannya belum tentu terjadi dan bahkan sebenarnya kemungkinannya untuk terjadipun kecil di dunia nyata. Hal ini justru akan mendorong kerugian bagi dirinya sendiri karena terlalu takut untuk mencoba.

5. Panik 

Untuk yang satu ini mungkin tidak semua penderita overthinking mengalaminya tetapi beberapa memang ada yang mengalami gejala tersebut. Mereka yang mengalami gejala panik biasanya dikarenakan rasa cemas yang terlalu tinggi sehingga membuat mereka panik atau mengalami panic attack (serangan panik) yang menimbulkan hyperventilating. Hyperventilating adalah kondisi dimana seseorang mengalami sesak nafas atau nafas yang tidak teratur sehingga membuat jantung dan paru-paru mereka bekerja lebih keras. Saat ini terjadi sangat diusahakan untuk menenangkan diri dengan cara mengatur nafas perlahan lahan dengan menarik dan menghembuskan nafas secara teratur dan perlahan, lalu minum, dan berdiam diri sambil memejamkan mata sejenak untuk menstabilkan detak jantung.

6. Berbicara sendiri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun