Mohon tunggu...
Radhira
Radhira Mohon Tunggu... Lainnya - Murid

Tugas Sekolah ya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Ozempic: Obat Ajaib, Salah Pengguna?

2 Mei 2024   13:28 Diperbarui: 2 Mei 2024   13:32 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam beberapa tahun terakhir, peningkatan permintaan dan perhatian terhadap Ozempic khususnya di Dunia Barat terlihat jelas. Meski ditujukan untuk pasien diabetes, Ozempic banyak dipandang oleh media massa dan masyarakat sebagai obat ajaib untuk menurunkan berat badan. Namun, peningkatan perhatian terhadap Ozempic ini telah berdampak secara tidak langsung pada pasien diabetes.

Ozempic adalah obat yang digunakan untuk mengobati pasien diabetes tipe 2. Ia bekerja dengan meniru aksi hormon yang disebut GLP-1. Hormon ini membantu mengatur kadar gula darah dengan merangsang pelepasan insulin, memperlambat pengosongan lambung, dan mengurangi nafsu makan. Dengan menciptakan efek ini, Ozempic membantu menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes tipe 2, sehingga menghasilkan kesehatan yang lebih baik. Namun Ozempic juga dapat menyebabkan penurunan berat badan yang besar. Efek penurunan berat badan ini diduga karena kemampuannya mengurangi nafsu makan dan memperlambat pengosongan lambung, yang dapat mengakibatkan berkurangnya asupan makanan dan akibatnya berat badan turun. Oleh karena itu, Ozempic tidak hanya membantu mengatur kadar gula darah tetapi juga menawarkan manfaat potensial sebagai obat ajaib untuk menurunkan berat badan.

www.novomedlink.com, grafik penurunan berat badan dengan Ozempic
www.novomedlink.com, grafik penurunan berat badan dengan Ozempic
Efek penurunan berat badan dari Ozempic telah memicu kegembiraan dan permintaan yang besar terutama karena membantu orang menjadi lebih kurus. Metode penurunan berat badan tradisional mungkin tampak lebih tidak efektif dan memakan waktu bagi sebagian orang. Namun, efek unik yang ditimbulkan Ozempic menghadirkan solusi menjanjikan yang tampaknya lebih efisien dan efektif untuk menurunkan berat badan. Liputan media seperti TikTok telah memperkuat hype seputar efek penurunan berat badan Ozempic, sehingga mendorong peningkatan permintaan.Kehebohan seputar Ozempic ini dapat berdampak negatif pada pasien diabetes yang membutuhkannya. Meningkatnya permintaan dan perhatian media dapat menyebabkan kenaikan harga atau kelangkaan obat, sehingga menyulitkan beberapa pasien, khususnya mereka yang berasal dari komunitas marginal atau dengan sumber daya keuangan terbatas, untuk membeli atau mengakses obat-obatan tersebut. Tanpa Ozempic, banyak pasien diabetes akan kesulitan melawan kondisi mereka, yang akan menyebabkan banyak masalah kesehatan di kemudian hari.

Jadi bagaimana kita bisa menghentikan masalah ini, dan membantu mereka yang memang membutuhkannya? Menurut saya, ada banyak solusi yang bisa dipraktikkan dan diterapkan di dunia nyata. Pertama, Pemerintah dapat memberikan subsidi atau perlindungan asuransi untuk Ozempic, yang akan membantu masyarakat berpenghasilan rendah untuk mengaksesnya. Kedua, Pemerintah dapat bernegosiasi dengan perusahaan farmasi untuk mencoba menetapkan harga yang adil dan terjangkau untuk Ozempic, menyeimbangkan kebutuhan perusahaan untuk menutup biaya penelitian dan pengembangan dengan keharusan membuat obat tersebut dapat diakses oleh mereka yang membutuhkannya. Terakhir, sistem layanan kesehatan dapat memprioritaskan akses ke Ozempic untuk pasien yang dianggap berisiko tinggi, seperti pasien dengan kadar gula darah yang tidak terkontrol atau penyakit penyerta yang dapat diperburuk oleh obesitas. Menerapkan kebijakan penggunaan Ozempic ini dapat membantu dan meningkatkan hasil kesehatan yang lebih baik bagi mereka yang menderita diabetes.

@theglambright Week 32 Ozempic Update #week32ozempicupdate #ozempicweek32  original sound - A N G I E

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun