Mohon tunggu...
Raditya Jati Wirayuda
Raditya Jati Wirayuda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Usia Sel Hewan Vs Usia Sel Tumbuhan

25 Agustus 2017   22:25 Diperbarui: 26 Agustus 2017   00:39 1446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Light Microscope mampu memberikan pembesaran atau magnifikasi hingga 1.000 kali dan memungkinkan mata manusia dapat membedakan dua buah obyek yang berjarak satu sama lain sekitar 0,0002 mm (disebut daya resolusi 0,0002 mm). Seperti yang sudah diketahui mata manusia yang sehat disebut-sebut mempunyai daya resolusi 0,2 mm. Pada pengembangan mikroskop yang selanjutnya diketahui bahwa kemampuan lensa cembung untuk memberikan resolusi tinggi sudah sampai pada batasnya, meskipun kualitas dan jumlah lensanya telah ditingkatkan.

Belakangan ini diketahui bahwa ternyata panjang gelombang dari sumber cahaya yang digunakan untuk pencahayaan dapat berpengaruh pada daya resolusi yang lebih tinggi. Selain itu diketahui juga bahwa daya resolusi tidak dapat lebih pendek dari panjang gelombang cahaya yang digunakan untuk pengamatan. Penggunaan cahaya dengan panjang gelombang pendek seperti sinar biru atau ultra violet dapat memberikan sedikit perbaikan, kemudian ditambah dengan pemanfaatan zat-zat yang mempunyai indeks bias tinggi seperti minyak, resolusi dapat ditingkatkan hingga di atas 100 nanometer (nm). Hal ini belum dapat memuaskan para peneliti pada masa itu, sehingga pencarian akan mode baru akan mikroskop terus dilakukan.

Beberapa tahun setelahnya, pada tahun 1920 ditemukan suatu fenomena di mana elektron yang dipercepat dalam suatu kolom elektromagnet, dalam suasana hampa udara (vakum) berkarakter seperti cahaya, dengan panjang gelombang yang 100.000 kali lebih kecil dari cahaya. Setelah itu ditemukan juga sebuah fakta bahwa medan listrik dan medan magnet dapat berperan sebagai lensa dan cermin terdapat elektron seperti pada lensa gelas dalam mikroskop cahaya.

Untuk melihat benda berukuran di bawah 200 nanometer, diperlukan mikroskop dengan panjang gelombang yang pendek. Dari ide inilah, di tahun 1932 mikroskop elektron semakian dikembangkan lagi. Seperti namanya, mikroskop elektron menggunakan sinar elektron yang panjang gelombangnya lebih pendek dari cahaya. Karena hal itu, mikroskop elektron mempunyai kemampuan pembesaran obyek (resolusi) yang lebih tinggi dibandingkan dengan mikroskop optik. 

Mikroskop elektron mampu melakukan pembesaran objek sampai 2 juta kali, yang menggunakan elektro statik dan elektro magnetik untuk mengontrol pencahayaan dan tampilan gambar serta memiliki kemampuan pembesaran objek serta resolusi yang jauh lebih bagus dibandingkan dengan mikroskop cahaya. Mikroskop elektron ini menggunakan jauh lebih banyak energi dan radiasi elektromagnetik yang lebih pendek daripada mikroskop cahaya.

Sebenarnya, dalam fungsi pembesaran obyek, mikroskop elektron juga menggunakan lensa, namun bukan berasal dari jenis gelas seperti yang digunakan pada mikroskop optik, tetapi dari jenis magnet. Sifat medan magnet dapat menggantikan sifat lensa pada mikroskop optik karena sifat medan magnet dapat mengontrol dan mempengaruhi elektron yang melaluinya. 

Selain itu, kekhususan lain dari mikroskop elektron yang tidak dimiliki oleh mikroskop optik adalah pengamatan obyek dalam kondisi hampa udara (vakum). Hal ini dapat dilakukan karena sinar elektron akan terhambat alirannya bila menumbuk molekul-molekul yang ada di udara normal. Dengan membuat ruang pengamatan obyek berkondisikan vakum atau hampa udara, tumbukan elektron-molekul bisa terhindarkan.

Dengan mikroskop elektron yang mempunyai perbesaran lebih dari 10.000 kali, kita dapat melihat objek mikroskop dengan lebih detail. Perkembangan mikroskop ini mendorong berbagai penemuan di bidang biologi, seperti penemuan partikel mikroskopis virus, bakteri, dan sel. Penemuan sel sendiri melalui perjalanan yang sangat panjang dan melibatkan banyak sekali penelitian dari banyak ilmuwan yang akhirnya memunculkan teori-teori mengenai sel.

Seperti halnya makhluk yang terdiri dari beberapa organ penyusunnya didalam sel juga tentu saja terdapat berbagai organel-organel yang memiliki fungsi tertentu untuk menunjang kehidupan sel. Tanpa adanya organel-organel ini maka sel pun akan mati. Dibawah ini kita akan membahas terlebih dahulu organel yang terdapat pada sel beserta fungsinya.

1. Dinding sel

Dinding sel ini hanya terdapat pada sel tumbuhan. Dinding sel merupakan lapisan terluar pada sel tumbuhan yang memiliki bentuk yang kuat, padat, dan kaku. Terbuat dari selulosa, kitin, dan lignin dan berfungsi sebagai penyokong, perlindungan, dan mengijinkan air, oksigen, dan CO2 untuk masuk dan keluar sel.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun