Mohon tunggu...
Erza Aldis
Erza Aldis Mohon Tunggu... Lainnya - Tinta Hitam Si Tuan Omong Kosong. Mencoba Meng-Ada Dalam Ketiadaan

Jalan sunyi tanpa tepi bagi seorang pemimpi Mencoba merajut asa dengan karya Teruslah berkarya hingga Tuhan mengatakan cukup. waktu nya pulang

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sajak Tuan Omong Kosong

10 Januari 2021   04:30 Diperbarui: 10 Januari 2021   04:41 526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sebatang rokok kunyalakan. Asap putih perlahan mulai membumbung tinggi dan perlahan memenuhi ruangan ini. pikiran liar ku mulai merangkai kata-kata. Kubiarkan imajinasi liar ku melayang kemanapun ia mau, kubiarkan ia bebas tak terkendali. 

Selucu inikah negeri ku ini, aku tersenyum sendiri dibuatnya. yang katanya kaya raya tapi masih banyak yang menderita. Katanya tanah surga tapi nyatanya pengap yang dibawah mengkap-mengkap.

Jangan tanya, 

Tak ada duanya..

Negeriku ini negeri yang dermawan, tanpa di minta kami beri semua. Semua sudah di shodaqohkan terbagi rata bagi negeri lain yang membutuhkan. Lebih bangga dengan produk dari planet luar sana yang terjamin kualitasnya dari pada milik sendiri kurang bergengsi. 

Anak negeri tak dihargai, ter asing, tersingkir dan terpojok di pojok sejarah yang tertulis manis dengan tinta emas merah darah para pahlawan yang telah gugur mendahului kita.

Seperti gelandangan di negeri sendiri. Seperti pengemis kesana kesini wara wiri merengek demi sesuap nasi. 

Memang lucu negeriku ini. Hobinya cuma cari sensasi, bikin kontroversi dan bermain-main dengan halusinas buat mengkadali dan memanipulasi. Janji ya hanya tinggal janji, mana mempan perut kosong di kasih janji. Cacing di perut sudah mulai memberontak riuh gemuruh demo menagih janji terealisasi. Aku tertawa melihat tingkah polah mereka. 

Dulu katanya negeriku ini Gemah Ripah Loh Jinawi, tapi nyatanya kita bagai tikus yang kelaparan di lumbung padi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun