Mohon tunggu...
Rachmat Hidayat
Rachmat Hidayat Mohon Tunggu... Sejarawan - Budayawan Betawi

a father, batavia, IVLP Alumni 2016, K1C94111, rachmatkmg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Macao, Warisan Pesona Eropa yang Terpatri di Timur Asia

22 Desember 2017   16:08 Diperbarui: 28 Desember 2017   12:22 856
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejujurnya, saya memang belum bisa bicara banyak tentang Macao, lantaran belum pernah menginjakkan kaki ke sana. Namun demikian, itu tak menghalangi saya untuk menulis sejumput cerita tentang apa dan bagaimana Macao. Beruntung di keluarga besar kami ada Dedi Supriyadi. Hanya ia yang sering bolak balik Jakarta -- Hongkong/Macao. Darinya saya memperoleh cerita yang panjang dan mempesona tentang negeri tempat dimana bangsa Portugis menancapkan budayanya di timur Asia. Bila ada acara kumpul-kumpul keluarga, seringkali Oom Ded, --panggilan akrab kami padanya-- bercerita tentang lawatannya ke kawasan berjuluk Las Vegas dari Timur. Oom Ded memang suka jalan. Orangnya gaul.

Dari ceritanya yang bikin mupeng, membuat saya semakin terobsesi untuk liburan ke Macao. Kata Oom Ded, Macao sangat mempesona. Disana, kita bisa menyaksikan perpaduan antara budaya barat dan timur sekaligus dalam satu wilayah. Ibaratnya pergi kesatu tempat namun serasa mengunjungi dua tempat sekaligus. Macao memang tak terlalu jauh dari Jakarta, hanya menempuh sekitar 5 jam perjalanan udara. Kalau kita beruntung, kita akan mendapatkan tiket promo yang relatif murah, berkisar 2 (dua) jutaan.

Saat ini telah tersedia rute langsung dari Jakarta ke Macao, meskipun tak setiap hari. Ketimbang langsung terbang ke Macao, Oom Ded punya pertimbangan lain. Ia menyarankan agar langsung saja terbang ke Hongkong, mengingat rute tujuan Jakarta-Hongkong lebih banyak ketimbang Jakarta-Macao. "Dari sana baru deh nyebrang. Persis seperti bila loe nyebrang dari Batam ke Singapur, tiket ferry-nya pun murah, kalau di Kurs-in sekitar 600 ribu-an rupiah pp."

Ya, Hongkong dan Macao memang berdekatan. Meski dekat, namun masing-masing mengusung nuansa yang berbeda dan khas. Macao kental dengan warna Portugis-nya, sedangkan Hongkong dengan perpaduan budaya dan disiplin ala Inggris-nya. Rasanya hampir sebagian besar pelancong dunia takkan melewatkan kedua kota itu untuk dikunjungi sekaligus. Sayang rasanya bila ke Hongkong namun tidak mampir ke Macao, begitupun sebaliknya. Maklum, jarak keduanya hanya terpisah selat sejauh 60-an kilometer.  

Menurut Oom Ded, Macao sangat friendly bagi para turis asing. Dijamin gak kan nyasar. Gallery, museum, gereja, kuil, dan situs-situs bersejarah lainnya itu bisa kita tuju hanya dalam satu tarikan napas, alias tempatnya gak jauh-jauh bingits. Macao sendiri terbagi kedalam empat bagian, yakni Macao Peninsula; Taipa; Kepulauan Coloane; dan Pulau Cotail. Dengan fasih ia bercerita bahwa di Macao banyak tempat keren yang wajib dikunjungi sebelum kita mati, (masak sih Oom, bikin penasaran aja..).

Pesona Erapa di Macao

Bicara Macao tentu tak lepas dari akar sejarah panjang kehadiran Portugis di tanah seluas 115,3 Km2 ini. Oom Ded bercerita bahwa di sana kita akan menemukan banyak bangunan dengan ornament budaya dan arsitektur Portugis (Eropa). Bila kita ingin menengok ke 'barat' kita bisa melihat sebagian situs, bangunan, dan taman yang masih tersisa dan terawat dengan baik, diantaranya adalah: Benteng Guia; Gereja St. Anthony's; Holy House of Mercy; Flora Garden; Sebagian dari Old City Walls, yakni tembok pertahanan di sekitar pelabuhan/permukinan portugis yang masih tersisa. Disamping itu ada beberapa situs terkenal yang wajib dikunjungi, antara lain:

Gereja St. Dominic; Gereja ini didirikan sekitar tahun 1587 oleh tiga imam Dominika Spanyol yang berasal dari Acapulco di Meksiko. Di sinilah surat kabar Portugis yang pertama diterbitkan (12 September 1822) di tanah China, namanya A Abelha da China ("Bee China"). Menariknya, ada menara lonceng di bagian belakang bangunan, yang telah dimodifikasi menjadi sebuah Museum kecil, Sacred Art, dimana dipamerkan sekitar 300 koleksi artefak.

St. Augustine Square. Sumber: https://m.justgola.com
St. Augustine Square. Sumber: https://m.justgola.com
St. Augustine's Square, tempat dimana berkumpul bangunan-bangunan lama berarsitektur Portugis. Di kawasan ini kita bisa melihat  Gereja St. Augustine's, Dom Pedro V Theatre, St. Joseph's Seminary dan Perpustakaan Sir Robert Ho Tung.

 

Sumber: https://nabilahwitsqa.wordpress.com
Sumber: https://nabilahwitsqa.wordpress.com
Senado Square ini adalah tempat atau spot favorit bagi para wisatawan mancanegara. Senado ini bisa dibilang alun-alunnya Macao. Disekelilingnya terdapat bangunan neo-klasik berwarna pastel, menciptakan suasana Mediterania yang konsisten dan harmonis. Oh ya, Senado Square ini telah menjadi salah satu warisan dunia yang di tetapkan oleh UNESCO World Heritage.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun