Sistem seperti Global Forest Watch bahkan memberi peringatan dini jika ada penebangan liar. Di Indonesia, teknologi ini sangat berguna untuk memantau Kalimantan, Sumatera, dan Papua. Dari citra satelit, perubahan warna dari hijau lebat ke cokelat keabu-abuan langsung terlihat seolah Bumi "memberi sinyal" padan kita.
Memantau Lautan dan Es Kutub
Satelit khusus, seperti Sentinel-6 dan ICESat-2, memantau permukaan laut dan ketebalan es di kutub. Hasilnya menunjukkan permukaan laut naik sekitar 3,3 mm tiap tahun. Meski terdengar kecil, akumulasinya signifikan, meningkatkan resiko banjir rob dan abrasi di pesisir, termasuk Indonesia.
Prakiraan Cuaca dan Peringatan Dini
Satelit meterologi sepertinHimawari-9 membantu BMKG memantau awan, badai, dan curah hujan secara real-time. Berkat data ini, kita bisa mendapatkan notifikasi "waspada hujan lebat" yang akurat, sehingga masyarakat punya waktu lebih untuk bersiap.
Mengapa Data Ini Penting
Teknologi angkasa memberi "mata" yang bisa melihat seluruh Bumi sekaligus. Dari hutan Amazon hingga es Arktik, data satelit jadi dasar penting untuk kebijakan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.
Kesimpulan
Penginderaan Jauh, jauh lebih dari sekadar teknologi luar angkasa ia adalah "mata Bumi" yang terus mengawasi kondisi planet kita. Semakin kita menghargai perannya, semakin sadar juga tanggung jawab kita untuk menjaga planet ini. Teknologi hanya alat keputusan untuk bertindak tetap ada di tangan manusia.
Writer: Rabiyatul Adawiyah
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI