Mohon tunggu...
Rahmi Kardiana
Rahmi Kardiana Mohon Tunggu... -

kejujuran, keihklasan akn membawa kesuksesan yang tak terduga

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sang Pucuk

25 Januari 2016   17:35 Diperbarui: 25 Januari 2016   19:13 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sang pucuk adalah makhluk yang masih muda, butuh bimbingan dan butuh pengarahan untuk hidup. Pucuk masih dibalut dengan bimbingan, dibalut dengan perlindungan, dibalut dengan kasih sayang, dibalut dengan pelajaran. Sang pohon tidak mengijinkan pucuk kembang sebelum pucuk mampu untuk mengahdapi dunia luar yang penuh dengan kemunafikan dan kekejaman hidup.

Pucuk slalu dilindungi oleh keluarga daun yang lain, walaupun pucuk tidak mempunyai ibu atau ayah tetapi pucuk punya keluarga, keluarga yang melindung dan membimbing dia untuk menjadi daun yang tegar ketika dia sudah lepas dari balutan pucuk. Daun merupakan makhluk yang sangat tegar dalam menjalani masalah hidup karena sebelum berkembang dia diberikan arahan dan bimbingan untuk tegar dalam manjalani hidup.

Pucuk tidak hidup dengan keluarga daun, tetapi dia juga hidup dengan pohon yang slalu memberikan nutrisi kehidupan. Pohon salalu menyalurkan nutrisi kehidupan untuk daun, dan rantinglah yang menyalurkannya ketubuh sang pucuk. Pucuk sangatlah indah dan pucuk adalah makhluk yang disayangi oleh setiap keluarganya. Dia mendapatkan usapan nutrisi lebih dari pohon dan dialah yang pertama disalurkan oleh ranting usapan nutrisi dan daun yang lain mengalah asalkan pucuk cepat tumbuh dan berkembang.

Pucuk slalu digembaleng oleh saudaranya yang lain, pucuk tidak dibiarkan untuk lepas dari balutannya sebelum dia mengerti dan memahami pelajaran yang diberikan oleh keluarga daun kepadanya. Pucukpun diajarkan mengenai makna hidup, makna untuk bersama dan makna untuk menjalin silaturahmi dengan sesama. Dan pucukpun diajarkan untuk beriman dan beramal saleh. Keluarga daun mengajarkan kepada pucuk bahwasanya dalam dunia ini kita tidak bisa hidup sendiri. “kita adalah makhluk sosial” yang saling membutuhkan satu sama yang lain.

Sang pucuk tidak pernah diizinkan keluar dari balutannya, sehingga sang pucuk tidak mengetahui siapakah gerangan yang memberikan nutrisi kehidupan kepadanya dan mebawakan nutrisi kehidupan kepadanya. Sang pucuk hanya bergelut dengan saudranya dan belum bisa lepas dari belautan kasih sanyang itu. sang pucuk juga pernah memiliki keinginan untuk lepas dan lari dari balutan itu, tetapi dia terhalang untuk lepas karena saudaranya tahu bahwa pucuk akan keluar dari balutan kasih sanyang itu.

Setelah peristiwa itu terjadi sang pucuk tidak ada lagi keingina untuk lepas dari balutan kasih sayang saudaranya. Sang pucuk slalu belajar dan berproses untuk menjadi daun yang tegar dalam menajalani dunia yang fana. Walaupun sang pucuk digembleng oleh daun yang jarak darinya tidak jauh berbeda tetapi dia salalu belajar dan menghargai pelajaran yang diberikan oleh sang daun. Karna sang pucuk tahu bahwasanya mereka lebih dulu hidup darinya dan lebih duluan merasakan perjalanan hidup.

Satuhal yang tidak dapat dipelajari oleh sang pucuk dari saudaranya yakni pelajaran akan rasa cinta terhadap seseorang. Karena umur sang pucuk dan umur saudara daun lainnya belum merasakan cinta terhadap seseorang. Makna cinta dan maka kasih sayang tidak didaptkan oleh sang pucuk. Dan itu disadari oleh sang pucuk ketika dia merasakan cinta kepada sesorang.

Matahari berulangkali terbit dari timur dan terbenam dibarat, siangpun slalu hilang ketika matahari tak lagi menyinari bumi, dan bintangpun slalu timbul saat malam tiba. Dan begitu rutinitas alam dan rutinitas sang pucuk yang slalu diberikan perlindungan oleh saudara daunnya. Rutinitas alam membuat sang pucuk menjadi daun yang sangat segar dan idah dipandang. Daun yang baru keluar dari balutan kasih sanyang kembang waktu demi waktu.
Sang pucuk telah berubah menjadi daun muda, muda yang segar dan muda yang mempunyai semangat baru untuk hidup. Daun muda yang memiliki percaya diri yang tinggi untuk menaklukan dunia dan menaklukkan seisi dunia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun