Mohon tunggu...
Rifqy Al Quraisyl Imami
Rifqy Al Quraisyl Imami Mohon Tunggu... Mahasiswa

Seorang anak muda yang ingin berkarya untuk membangun kebahagiaan yang nyata

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Secangkir Kopi

13 September 2025   17:29 Diperbarui: 13 September 2025   17:29 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ternyata yang selama ini kuseruput bukanlah secangkir kopi,

Namun darah yang tak henti menetes dari sepotong hati

Dan kini ku telah sadar,

Aku hanya meminum semprotan muntah

Yang disediakan semesta untuku,

Yang tergenang di kubangan tanah itu

Yang menyadarkanku bahwa aku lebih buruk dari para pelacur di malam minggu

Karena aku tak mampu menguyah ilmu

Karena aku tak mampu menelan rasa ingin tahu

Dan akupun mungkin hanya seekor murid yang di benci guru.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun