Mohon tunggu...
Muhamad Atqi Maududi
Muhamad Atqi Maududi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa BINUS University

Hanya seorang mahasiswa berusia 19 tahun yang masih berusaha memaknai kehidupan yang naif nan fana. Seorang pekerja seni rupa yang berusaha melepaskan semua beban hidupnya dalam kanvas.

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Perjalanan Menemukan Kedamaian dengan Berenang di Lautan Seni

31 Januari 2023   11:29 Diperbarui: 31 Januari 2023   11:43 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Rasa penasaran saya tentang dunia seni rupa terus berkembang, sampai ketika saya menduduki bangku SMP sekitar tahun 2016, ibu saya mengajak saya pergi ke pameran homogen miliki Basoeki Abdullah. Dari sana saya mulai tertarik untuk menggunakan cat sebagai media utama saya. Hal yang saya tidak bisa lupakan sampai saat ini adalah saya kagum dengam bagaimana pak Basoeki bisa menggambar dengan komposisi cahaya yang sangat indah dan terlihat nyata. Disinilah saya mulai merasa seakan seni rupa adalah bakat saya, saya berpikiran dengan saya menggambar, saya hanya akan bisa merasa bahagia. Segala bentuk kesenangan saya dituangkan dalam kanvas putih dengan goresan-goresan cat air. Disinilah momen saat dunia saya seakan terasa tentram.

 

Saya merasa semua orang benar-benar berada seakan mengelilingi saya selalu, saya berpikir bahwa orang-orang ini tidak akan meninggalkan saya. Pada masa-masa ini juga, saya menemukan wanita yang untuk pertama kalinya bisa memikat hati saya.  Segala bentuk kebahagiaan, rasa hati yang 'berbunga-bunga' saya tuangkan dalam lukisan. Saya ingat pada saat itu, yang saya gambar adalah realis tentang sosok pria yang sedang duduk ditengah ribuan orang dengan warna yang sangat beragam dan ditemani oleh sosok wanita pujaan hatinya. Hari-hari saya di bangku SMP terasa normal tanpa adanya gangguan sedikitpun, suasana hati saya pun seakan mengatakan, "I am living my best life right now,". Hingga akhirnya saya mulai merasa kebahagiaan itu mulai luntur satu per satu.

 

Pertama kali Sakit

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Bagi seorang anak yang baru menginjak fase remaja tentu akan sangat terkejut merasakan sedikit dari 'pahitnya' kehidupan, mulai dari kehilangan banyak teman, sampai nilai rapot yang mengalami penurunan. Pada momen itu, saya merasa bingung dan marah. Saya membuang semua karya lukis saya yang berhubungan dengan arti kebahagiaan, dan di momen itu saya benar-benar berhenti untuk melukis. Karena saat itu saya berpikir bahwa kebahagiaan dating dari melukis, begitupun sebaliknya. Tapi pada saat itu, saya terheran mengapa saya bisa mendapat rasa sakit. Jika boleh jujur, saya sedikit kecewa dengan diri saya yang dulu, karena saya terlalu naif untuk mengambil keputusan.

 

Merasa Hancur Karena Cinta

Memasuki masa-masa SMA di tahun 2021, saya benar-benar sudah melepas segala aktifitas saya yang berhubungan dengan seni rupa. Saya menjalani kehidupan SMA seperti biasa saja, datar. Bagi saya, masa SMA adalah masa yang menurut saya masa yang hambar, intinya tidak begitu menarik. Namun di masa SMA, terdapat satu momen yang tertanam di memori otak saya, tepatnya ketika menuju UTBK. Pada saat itu, sedang masa pandemik Covid-19, dan pada saat itu juga saya harus memfokuskan diri pada UTBK. Namun, saya harus berpisah dengan pacar saya yang sebelumnya saya sempat sebutkan. Rasa sakit yang saya rasakan benar-benar beda dengan yang saya ceritakan sebelumnya. Pada saat itu, saya hanya terdiam di kamar menunggu kondisi hati saya membaik. Pada saat itu yang saya pikirkan adalah bagaimana caranya agar bisa membaik, saya ingat saya bermain konsol Xbox saya dari siang ke malam, dan begitu seterusnya. Sejujurnya, pada saat itu saya benar-benar tidak terbesat di kepala saya untuk melukis, karena saya sudah terlalu malas. Dan pola pikir saya adalah ketika melukis harus dalam kondisi bahagia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun