Mohon tunggu...
Qeira Munawwari
Qeira Munawwari Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Penulis yang baru belajar menulis

Gemar menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hutan Hitam Putih dan Sang Kegelapan

19 September 2022   21:30 Diperbarui: 5 Oktober 2022   22:49 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash


Tanpa berpikir panjang lagi, aku langsung meloncat kedalam danau itu. Airnya yang dingin terasa seperti jarum jarum kecil menusukku. Dan disanalah dia, di dasar danau yang ternyata tidak begitu dalam, aku melihat kilauan pedang itu. Aku menyelam semakin jauh, dan berhasil meraihnya. Menggunakan segenap tenaga, aku menarik pedang itu dan membawanya kepermukaan.


“Kau berhasil, Freya”, cicit si kenari. Dia terbang berputar putar menemaniku berenang menuju tepian danau.


“Ayo kita habisi dia..”, seru kenari penuh semangat.


Ajaibnya, setelah menggenggam baik baik pedang cahaya, aku tidak lagi merasakan kedinginan walaupun badanku basah kuyup. Tubuhku terasa ringan, dan aliran tenaga bergulung gulung di dalam pembuluh nadiku. Aku seperti batrai baru yang tercass penuh.


“Sang kegelapan, dimana kau?”, teriakanku menjadi begitu nyaring, menembus kabut hutan. Sang kegelapan seketika muncul di hadapanku,mata merahnya menyala nyala melihat pedang cahaya yang berada di dalam genggamanku. Tanpa menunggu lagi aku melesat kearahnya sambil mengayunkan pedang. 

Terdengar teriakannya saat pedang cahaya membelah sang kegelapan. Aku menebas membabi buta, hingga bayangan gelap jahat itu menjadi berkeping keping, lalu lenyap bersama munculnya cahaya matahari dari sela sela dedauan pepohonan. Akhirnya bunga bunga bermekaran lagi di hutan mimpi ini dan kabutpun  menghilang sama sekali.


“Selamat Freya.., kau berhasil..”, kenari terbang berkicauan bersama teman temannya yang telah muncul kembali entah dari mana. Mereka bersorak sorai merayakan hilangnya sang kegelapan.


“ Semoga kita bertemu lagi Freya, terimakasih..”kata kata perpisahan dari Kenari biru, ketika ia menjauh. Tanpa sempat membalas ucapannya, aku terbangun dan mendapati tangan mungil Raya sedang memeluk ku. Aku menggesernya pelan pelan agar Raya tidak terbangun dan segera beranjak bersiap siap untuk berangkat kesekolah. 

Apakah keberhasilanku melenyapkan sang kegelapan akan merubah keadaan di dunia nyata, aku tidak tahu. Tapi aku yakin, mimpiku malam nanti tidak akan hitam putih lagi. Sepulang sekolah aku akan ketempat Mama, dan kali ini benar benar akan menghiburnya.


***
Aku berada di depan pintu kamar rawatan Mama. Suasana terasa hening , tidak terdengar suara apa apa dari dalam. Dengan perasaan lebih optimis, aku mengetuk pintu kamar sambil berseru ceria, “Mamaaa…Freya bawakan mama eskrim kesukaan mama, nih…”, aku membuka pintu dan mendapati mamaku sedang tersenyum manis dengan wajah berseri seri. Tangannya terentang Ketika melihat ku, menawarkan pelukan.


“Freyaaa sayang, mama punya kabar baik”, ucapnya sumringah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun