Mohon tunggu...
putu diah cahyani putri
putu diah cahyani putri Mohon Tunggu... Mahasiswa

Saya adalah makhluk ciptaan Tuhan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

GAYATRI SADHANA: Jalan Penyucian Pikiran dan Kesadaran Diri

11 Oktober 2025   19:38 Diperbarui: 11 Oktober 2025   19:38 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Gayatri Sadhana: Jalan Penyucian Pikiran dan Kesadaran Diri

Dalam kehidupan modern yang serba cepat, manusia sering kali terjebak dalam hiruk-pikuk kesibukan duniawi. Pikiran dipenuhi dengan kekhawatiran, ambisi, dan tuntutan hidup yang membuat batin menjadi gelisah. Di tengah arus kehidupan yang tidak pernah berhenti ini, ajaran-ajaran spiritual menjadi oase penyegar yang menuntun manusia kembali pada ketenangan dan kesadaran diri. Salah satu ajaran yang memiliki kedalaman makna spiritual luar biasa adalah Gayatri Sadhana.

Dalam ajaran Hindu, sadhana berarti latihan rohani atau disiplin spiritual yang dilakukan dengan penuh kesadaran untuk mencapai penyatuan dengan Tuhan. Sedangkan Gayatri adalah nama dari salah satu mantra suci tertua dalam Rigveda, yang diyakini sebagai ibu dari segala mantra. Melalui Gayatri Sadhana, seseorang dilatih untuk menenangkan pikiran, menyucikan hati, dan menumbuhkan kesadaran ilahi dalam dirinya. Artikel ini akan membahas makna, filosofi, tahapan, serta relevansi Gayatri Sadhana bagi kehidupan manusia masa kini.

Kata Gayatri berasal dari dua unsur bahasa Sanskerta, yaitu Gaya yang berarti "lagu atau nyanyian pujian", dan Tri yang berarti "tiga". Secara simbolis, Gayatri dimaknai sebagai kekuatan yang memelihara tiga alam keberadaan: bumi (bhur), antariksa (bhuvah), dan surga (svah). Adapun Sadhana bermakna latihan spiritual yang dilakukan dengan disiplin, kesungguhan, dan ketulusan hati. Dengan demikian, Gayatri Sadhana dapat diartikan sebagai latihan rohani yang berpusat pada pemujaan dan penghayatan terhadap Gayatri Mantra untuk mencapai kesadaran suci dan pencerahan batin.

Gayatri Mantra merupakan bagian dari Rigveda Mandala III, Sukta 62, Mantra 10, yang diwahyukan kepada Maharesi Vishvamitra. Mantra ini dikenal sebagai mantra penyucian dan penerangan pikiran. Dalam tradisi Hindu, Gayatri dianggap sebagai Devi atau Dewi Ilmu Pengetahuan dan Kebijaksanaan yang menuntun umat menuju moksha, yaitu kebebasan dari lingkaran kelahiran dan kematian. Karena itulah, Gayatri Sadhana bukan sekadar ritual pengulangan mantra, tetapi jalan untuk menumbuhkan kesadaran akan kehadiran Tuhan di dalam diri.

Tujuan utama dari Gayatri Sadhana adalah menyucikan pikiran, perkataan, dan perbuatan agar seseorang dapat hidup selaras dengan nilai-nilai dharma. Dalam pandangan spiritual Hindu, pikiran adalah akar dari segala tindakan. Jika pikiran kotor, maka tindakan pun akan menyimpang. Melalui pengulangan mantra suci Gayatri secara tulus dan penuh konsentrasi, getaran suci dari mantra tersebut mampu membersihkan pikiran dari kegelapan (avidya) menuju pencerahan (vidya).

Filosofi yang mendasari Gayatri Sadhana adalah bahwa Tuhan (Brahman) bersemayam di dalam setiap makhluk sebagai sumber cahaya dan kesadaran. Dengan berlatih sadhana, manusia berupaya menghapus tabir keakuan dan kebodohan agar sinar ilahi di dalam dirinya dapat bersinar terang. Gayatri Sadhana menuntun manusia untuk menyadari bahwa ia bukan hanya tubuh jasmani, melainkan bagian dari kesadaran universal yang abadi.

Tujuan akhirnya bukan hanya ketenangan batin, tetapi juga pencapaian moksha  pembebasan dari keterikatan duniawi. Dengan pikiran yang suci dan hati yang terang, manusia mampu menjalani kehidupan dengan penuh welas asih, kejujuran, dan kebijaksanaan.

Berikut adalah bunyi lengkap Gayatri Mantra:

Om Bhur Bhuvah Svah,
Tat Savitur Varenyam,
Bhargo Devasya Dhimahi,
Dhiyo Yo Nah Prachodayat.

Makna per baitnya:

  • Bhur Bhuvah Svah berarti tiga alam keberadaan  bumi, antariksa, dan surga yang mencerminkan tubuh, pikiran, dan jiwa manusia.
  • Tat Savitur Varenyam bermakna "Kami memuja cahaya suci Sang Pencipta, Sang Surya yang layak disembah."
  • Bhargo Devasya Dhimahi berarti "Kami bermeditasi atas kemuliaan Tuhan yang menghapus segala dosa dan kegelapan."
  • Dhiyo Yo Nah Prachodayat berarti "Semoga Ia menerangi dan menuntun pikiran kami menuju kebijaksanaan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun