Mohon tunggu...
Putu Satya Dadi Saputra
Putu Satya Dadi Saputra Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mahasiswa Magister Akuntansi Undiksha

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Asah Pisau Bermata Dua: Pengendalian dan Kontrol Sosial Ekonomi dalam Menghadapi Perkembangan Teknologi Digital Berlandaskan Konsep Tri Hita Karana

30 April 2025   21:39 Diperbarui: 30 April 2025   21:39 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Integralistik Tri Hita Karana Dalam Bisnis

ASAH PISAU BERMATA DUA: PENGENDALIAN DAN KONTROL SOSIAL EKONOMI DALAM MENGHADAPI  PERKEMBANGAN TEKNOLOGI DIGITAL BERLANDASKAN KONSEP TRI HITA KARANA SECARA INTEGRALISTIK

Putu Satya Dadi Saputra & Ni Kadek Sinarwati

S1 Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Pendidikan Ganesha

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa peradaban kita menuju kehidupan yang dikelilingi dengan perangkat yang membantu kehidupan manusia. Hampir seluruh lini kehidupan manusia kini telah tersentuh oleh teknologi tak terkecuali bidang ekonomi. Misalnya dalam memesan makanan kita cukup menggunakan aplikasi pada smartphone kita, atau melakukan transaksi perbankan pun saat ini kita sudah cukup melalui smartphone saja tanpa perlu ke bank untuk melakukan transaksi seperti menabung, transfer, maupun lainnya. Contoh lain misalnya pembukuan transaksi pada UMKM yang saat ini sudah dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai aplikasi yang pencatatan transaksi yang dapat diunduh melalui play store dan Appstore. Perkembangan masyarakat yang sangat pesat dapat kita lihat dengan cara membandingkan antara perdaban sebelumnya dengan peradaban kini. Dari banyaknya UMKM di indonesia tercatat 64,13 juta masih merupakan UMKM di sektor informal dengan jumlah total UMKM di Indonesia mencapai 64,19 juta sehingga perlu dilakukan suatu transformasi dengan dorongan pemerintah melalui UMKM digital melalui Program Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernes BBI), dimana akhir 2020 sudah terdapat 11,7 juta UMKM on boarding dengan harapan pada tahun 2030 mendatang, jumlah UMKM yang go digital akan mencapai 30 juta.

Di samping itu, Pemerintah juga mendorong perluasan ekspor produk indonesia melalui kegiatan ASEAN Online Sale Day (AOSD) di 2020 namun, untuk mencapai semua itu dibutuhkan faktor-faktor pendukung peningkatan UMKM terutama masalah sumber daya manusia, kebanyakan UMKM masih bersifat tradisional sistem manajemen kekeluargaan menjadi kendala dari lambatnya pertumbuhan UMKM yang baik akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi negara. Dengan meningkatnya kinerja UMKM maka otomatis pertumbuhan produk domestik bruto akan meningkat. UMKM terbanyak bergerak dibidang perdagangan besar dan eceran karena paling mudah dan murah, tidak memerlukan tempat khusus dan tidak memerlukan pengurusan usaha. Sumber daya manusia yang unggul berperan sekaligus sebagai agen perubahan namun, Minat berwirausaha bagi sebagian besar orang dan khususnya bagi yang sudah lulus dari perguruan tinggi memang masih rendah. Bila hal ini berlangsung terus menerus, maka akan semakin banyak pengangguran intelektual karena kemampuan pemerintah untuk menyediakan lapangan kerja terbatas. Pengalihan pemenuhan kebutuhan masyarakat ke belanja online menyebabkan pengguna media online dalam berbelanja meningkat. Terdapat 12 4 juta pengguna media online baru dalam berbelanja semasa pandemi Covid-19, dan diperkirakan 40% akan menjadikan belanja online sebagai kebiasaan, serta akan terus mengalami peningkatan (Sirclo, 2020). Berdasarkan data tersebut, online selling sangat berpeluang diterapkan dimasa pandemi, karena jumlah pengguna media online dalam berbelanja cukup tinggi. Sehingga, mengajak pengangguran melakukan bisnis online setidaknya dapat membantu pemenuhan kebutuhan dan menekan kemiskinan dimasa pandemi. Pesatnya arus globalisasi turut membawa perubahan teknologi yang semakin masif. Berdasarkan survei yang dilakukan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) bahwa jumlah pengguna internet di Indonesia hingga kuartal II tahun 2020 naik menjadi 73,7% dari populasi atau setara 196,7 juta pengguna (APJII, 2020). Arus globalisasi inilah yang mempercepat era digitalisasi di berbagai bidang. Salah satu contohnya pada bidang ekonomi dengan adanya e-commerce, yaitu penggunaan teknologi pada bidang bisnis. Perkembangan e-ommerce di Indonesia sangat pesat, hal ini dibuktikan berdasarkan data Kominfo bahwa Indonesia menjadi peringkat 1 sebagai negara terbesar pertumbuhan e-commerce dengan pertumbuhan 78% (Bintariningtyas, et al., 2021).

Perkembangan teknologi dewasa ini bagaikan pisau bermata dua. Disatu sisi dapat membantu kehidupan kita namun disatu sisi apabila kita tidak bijak dalam menggunakannya maka akan menyebabkan kerugian bagi diri sendiri dan lingkungan. Oleh sebab itu diperlukan pemahaman mengenai cara menggunakan dan konsekuensi yang terjadi dalam penggunaan teknologi. Tidak hanya hal tersebut, seiring dengan pertumbuhan ekonomi, kehidupan yang semakin baik, persaingan industry yang semakin kuat, masalah-masalah sosial harus dipecahkan. Berbagai tindakan telah dilakukan seperti pengurangan efek gas rumah kaca, peningkatan produksi dan pengurangan kehilangan bahan makanan, dukungan industry keberlanjutan, dan redistribusi kekayaan, namun untuk memecahkan hal tersebut sulit untuk kondisi sosial saat ini. Masyarakat (society) harus mampu memanfaatkan teknologi dan informasi dengan bijak pada seluruh lini kehidupannya. Karena itu, generasi muda sebagai generasi penerus bangsa harus mampu untuk memanfaatkan teknologi untuk mendukung segala potensi yang ada pada dalam diri, sehingga nantinya mampu mengembangkan sumber daya manusia (SDM) di Indonesia. Karena sumber daya manusia yang dimiliki oleh Negara Indonesia tidak kalah dari negara lain. Masyarakat (society) merupakan sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup atau semi terbuka yang sebagian besar berinteraksi dengan individu-individu antar kelompok.

Lantas, bagaimana pengedalian serta kontrol dalam menghadapi perkembangan teknologi digital tersebut dalam suatu bisnis. Sekilas kita pasti memikirkan hal-hal yang futuristic dalam menangani permasalahan tersebut. Padahal nyatanya tidak semua hal bisa diselesaikan menggunakan teknologi yang digadang-gadangkan di masa depan. Terkadang suatu warisan budaya atau kearifan lokal mampu memberikan kekuatan dalam pegendalian dan kontrol sosial masyarakat, tidak terlepas dalam kegiatan ekonomi. Sejalan dengan pernyataan Koentjaraningrat (2003) kebudayaan sebagai bentuk manifestasi dari hasil berpikir yang meliputi sistem gagasan, rasa, tindakan, serta karya yang dihasilkan oleh manusia yang dipelajari dalam kehidupan bermasyarakat dan diwujudkan melalui secara nyata bahasa. Salah satu kearifan lokal yang mampu menjadi kontrol sosial dan pengendalian yaitu adalah konsep Tri Hita Karana. Konsep ini merupakan salah satu konsep yang memiliki tanggung jawab yang cukup tinggi serta sebab akibat yang sangat luar biasa dalam kegiatan manusia. Hal demikian dapat terjadi karena konsep Tri Hita Karana mengintegrasikan 3 lini kehidupan manusia yaitu: manusia, lingkungan, serta tuhan. Tri Hita Karana merupakan kearifan lokal Bali yang menekankan bahwa hubungan dengan Tuhan, manusia dan alam memiliki kaitan satu dengan yang lain. Keharmonisan terjadi apabila ketiga hubungan tersebut dijalankan secara seimbang.

Kembali kagi dengan pertanyaan yang sama, lantas bagaimana konsep kearifan Lokal Tri Hita Karana dapat menjadi kontrol dan pengendalian yang hadir dalam perkembangan bisnis digital pada zaman ini. Dengan pertanyaan itu tentu saja hal yang paling dipikirkan bagaimana kontrol religius dalam hal parahyangan, pawongan, dan palemahan. Mungkin sebelum kita masuk ke pawongan dan palemahan, perlu kita ulik terlebih dahulu konsep Tri Hita Karana yang dimunculkan dalam Parahyangan.

 Integralistik Tri Hita Karana Dalam Bisnis
 Integralistik Tri Hita Karana Dalam Bisnis

Parahyangan, hubungan manusia dengan tuhan. Sebagai makhluk yang memiliki agama, tentu saja hal-hal yang berkaitan dengan ketuhanan tidak akan bis akita lepaskan (kecuali orang tersebut tidak yakin/percaya dengan adanya agama). Parahyangan bersifat universal dan pengimplementasiannya bisa dimulai dari hal yang paling kecil tidak harus terlalu besar yang hanya mengejar eksistensi belaka, namun bagaimana kitab bisa memposikan diri dan menghormati tuhan dalam sekecil apapun. Jika masalah hubungan manusia dengan tuhan sering sekali dibahas, namun susah diimoplementasikan. Jadi dalam perkembangan teknologi digital agama aopapun yang kita anut, berdoa kepada adalah kunci dari segala hal. Dimana dengan berdoa sebelum kegiatan bisa menenangkan pikiran kita.

Pawongan, hubungan manusia dengan manusia. Tentu saja konsep pawongan telah mambawa banyak perubahan dalam dunia industry termasuk teknologi digital. Bagaimana kita memiliki networking dengan orang berbagai daerah bahkan negara. Jika dahulu interaksi hanya bisa dilakukan dengan orang yang bertatap muka langsung saja. Namun, di zaman sekarang teknologi mengontrol bahwasannya manusia bisa berkoordinasi dengan banyak orang baik dalam daerah ataupun luar daerah. hal ini akan menimbulkan salah satu keharmonisan dimana kita banyak memiliki kenalan dan hubungan yang baik sesame manusia.

Palemahan, hubungan manusia dengan lingkungan. Dalam menjalani bisnis tidak hanya profit yang kita kejar, namun bagaimana people harus bisa seimbang dengan planet. Dimana ketiga hal tersebut merupakan adalah tonggak perekonomian. Lantas apa yang bisa dilakukan para karyawan untuk berhubungan dengan palemahan. Tentu saja, disini akan meingkatkan hal tersebut. Pada umumnya perusahaan-perusahaan besar akan mengadakan program CSR sebagai bentuk kepeduliannya terhadap lingkungan. Konsep CSR dipengaruhi pemikiran bahwa keberadaan perusahaan bergantung hidup dari lingkungan dan masyarakat dimana dia berada. Menurut Daft (2016) CSR adalah kewajiban perusahaan berkontribusi kontribusi untuk kesejahteraan masyarakat dan organisasi itu sendiri. Sedangkan definisi CSR menurut World Business Council for Sustainable Development (Micheal, 2003), CSR merupakan kontribusi terhadap pembangunan ekonomi, bekerjasama dengan pegawai maupun pekerja, keluarga pekerja atau pegawai perusahaan, masyarakat lokal dan masyarakat secara umum dalam usaha untuk meningkatkan kualitas hidup menuju kesejahteraan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun