Mereka terdiam. Hanya suara televisi kecil di pojok warung yang memecah keheningan, menyiarkan berita pagi dengan semangat yang kontras dengan kenyataan mereka.
"Masih inget nggak, Bay? Waktu kita kecil, kamu yang paling jago bikin prakarya. Dulu kita pernah mimpi punya usaha sendiri bareng."
Bayu tersenyum. "Inget lah. Tapi waktu juga yang ngerubah segalanya."
Raka mengeluarkan sesuatu dari tasnya. Sebuah buku kecil berjudul "Mindset: Ubah Polamu, Ubah Nasibmu."
"Ini buat kamu. Bukan nyuruh kamu langsung usaha atau jadi pebisnis. Cuma pengen kamu sadar, bahwa kadang yang bikin kita miskin bukan dompet kita... tapi cara pikir kita."
Bayu menerima buku itu dengan tangan agak gemetar. Mungkin bukan karena buku itu berat, tapi karena isinya bisa saja lebih berat dari hidup yang selama ini ia jalani.
Penutup
Di warung kopi kecil itu, dua gelas kopi dingin menjadi saksi. Bukan tentang siapa yang lebih kaya atau miskin, tapi siapa yang berani melihat hidup dari sudut yang berbeda. Karena terkadang, perubahan bukan soal keadaan tapi soal pola pikir yang berani bergerak lebih dulu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI