Tanggal 5-7 Juni bertempat di Hotel Eastparc, Yogyakarta, dilaksanakan Pelatihan Karir & Pemanfaatan Teknologi Penunjang Karir bagi Penyandang Disabilitas. Pelatihan ini diikuti oleh 24 peserta penyandang disabilitas dari barat hingga timur Indonesia, suatu kegiatan yang merupakan hasil kerjasama dari Kerjabilitas.com (dikelola oleh Saujana) dan USAID PRESTASI.
Selama 3 hari, "Mulai dari saya!" adalah tagline yang selalu digunakan dalam pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan self awareness, kepercayaan diri, komunikasi efektif, dan kemampuan untuk mempresentasikan diri bagi para pesertanya ini. Tagline "Mulai dari saya!" dipilih karena setiap perubahan kecil dan besar haruslah dimulai dari diri sendiri.
Tentang Penyelenggara
Kerjabilitas.com adalah website pencari kerja khusus penyandang disabilitas pertama di Indonesia. Melalui websitenya, Kerjabilitas menjadi penghubung antara tenaga kerja disabilitas dengan penyedia kerja. Diharapkan dengan hadirnya Kerjabilitas akan memperbesar aksesibilitas tenaga kerja disabilitas terhadap informasi lowongan kerja, juga sebaliknya sebagai sarana edukasi bagi penyedia kerja tentang keberadaan dan kualitas tenaga kerja disabilitas. Yuk, segera kunjungi website Kerjabilitas dan Saujana.
USAID PRESTASI adalah singkatan dari United States Agency for International Development, Program to Extend Scholarships and Training to Achieve Sustainable Impacts. Ini adalah program yang memberikan kesempatan kepada warga negara Indonesia untuk menempuh pendidikan Master dalam bidang -- bidang tertentu di Amerika Serikat. Program ini dirancang sedemikian rupa untuk membantu calon pemimpin masa depan memperoleh pengetahuan baru dan meningkatkan kapasitas yang akan berguna untuk membangun Indonesia (dikutip dari website resmi USAID PRESTASI). Cari tahu informasi lengkapnya melalui website USAID PRESTASI.
Berangkat dari keprihatinan akan rendahnya keberadaan tenaga kerja disabilitas, Saujana dan USAID PRESTASI kemudian bekerja sama untuk mengadakan pelatihan karir dan teknologi untuk penyandang disabilitas. Ayo, kita intip bagaimana kegiatan ini berlangsung!
Pelatihan hari ke-1
Pelatihan hari pertama dibuka dengan materi Kenali Diri (Self Awareness) yang bertujuan agar peserta memahami siapa dirinya sebenarnya. Hal ini termasuk minat, kekuatan, kelemahan, cita-cita dan emosi dalam diri seseorang yang semuanya akan membentuk suatu identitas bagi seseorang.
Setelah memahami identitas dan peran diri sendiri, sesi selanjutnya merupakan Dasar-Dasar Karir. Dalam sesi ini peserta belajar untuk memahami perbedaan antara pekerjaan dan karir. Dimana pekerjaan hanya terbatas pada kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan penghasilan, sedangkan karir adalah hubungan antara aspek pekerjaan dan kehidupan dalam perjalanan kehidupan seseorang termasuk pekerjaan yang menghasilkan uang ataupun tidak.
Cara merencanakan karir yang paling baik adalah dengan mengilustrasikannya melalui Pemetaan Karir (Career Mapping) yang merupakan materi terakhir di hari pertama pelatihan. Sebelum melakukan pemetaan karir, seseorang harus mengetahui pekerjaan impiannya terlebih dahulu. Namun, bagaimana jika belum tahu karir apa yang paling sesuai untuk kita? Untuk menjawabnya, kita dapat menggunakan suatu metode bernama Segitiga Karir Impian (Career Sweet Spot). Menggunakan Segitiga Karir Impian, peserta dapat mengetahui pekerjaan apa yang paling cocok dengan passion, tujuan hidup, dan kompetensinya.
Pelatihan hari ke-2
Sebagai tindak lanjut dari pelatihan hari pertama, sesi di hari kedua berisi tentang Pengenalan Dunia Kerja, Keterampilan Masuk Dunia Kerja, dan Teknologi Penunjang Karir. Hadir pula tamu istimewa yaitu Ahmad, seorang tuna rungu yang bekerja di sebuah hotel di Yogyakarta melalui Kerjabilitas.com.
Ahmad yang sudah sebelumnya sudah pernah bekerja sebagai penjahit dan koki, mengaku orang-orang di tempat kerja mengerti dengan keadaannya dan tidak memiliki hambatan yang berarti dalam berkomunikasi. Kuncinya hanya satu, gigih dan pantang menyerah "Saya yakin Allah SWT selalu membantu saya mengatasi kendala yang ada", ujar pemuda yang berasal dari Jambi ini.
Daftar soft skilldan hard skillsudah ada, lalu bagaimana agar pihak pemberi kerja mengetahuinya? Ya, melalui dokumen Daftar Riwayat Hidup (Curriculum Vitae) atau Resume. Para peserta pun diperkenalkan dengan beberapa contoh CV dan Resume termasuk bagaimana membuat dokumen mereka menarik bagi pemberi kerja. Hal ini juga menyangkut tata cara pengiriman lamaran kerja yang baik secara langsung maupun online.
Tak hanya itu, peserta juga melakukan simulasi interview sebagai tahap lanjut dari proses seleksi pekerjaan. Melalui simulasi, peserta dapat mengetahui cara menjawab pertanyaan, penyampaian, hingga bahasa tubuh yang baik selama proses interview berlangsung. Setiap pertanyaan interview kemudian 'dibedah' lagi melalui diskusi interaktif kelompok. Lengkap sekali kan, Kompasiana!
Untuk merangkum dan memperkuat pemahaman para peserta, pelatihan hari kedua ditutup dengan tugas membuat video perkenalan diri dan pencarian gambar dari mesin pencari menggunakan teknik yang telah diajarkan.
Pelatihan hari ke-3
Banyak sekali teknologi saat ini yang dapat digunakan sebagai penunjang karir seseorang. Untuk itulah dihari terakhir pelatihan para peserta kemudian belajar lebih banyak tentang teknologi di sesi Teknologi Penunjang Karir 2 dan Keterampilan Belajar Terus Menerus.
Di sesi pembelajaran teknologi lanjutan, para peserta belajar memaksimalkan produk dari Google seperti Google Drive, Google Photos, termasuk mengedit suatu dokumen bersama-sama melalui Google Docs. Diharapkan dengan kemampuan menggunakan tools seperti ini dapat meningkatkan efektifitas peserta sebagai tenaga kerja disabilitas.
Bukan Pelatihan Biasa
Pelatihan ini tidak hanya tentang dari para ahli di bidangnya, namun juga untuk mengembangkan diri dan memperluas jaringan. Peserta pun dapat mengenal lebih dekat melalui permainan seru di antara sesi-sesi materi pelatihan. Mulai dari permainan tebak-tebakan, senam, hingga menari.
Contoh dari lingkungan yang mendukung ini adalah kegiatan terakhir sebelum pelatihan ditutup, dimana para peserta duduk membentuk satu lingkaran yang besar termasuk para panitia penyelenggara. Setiap orang dalam lingkaran kemudian mendapat giliran untuk menerima ucapan terima kasih dari peserta lainnya atas semua yang telah dilakukan selama pelatihan berlangsung. Dari tindakan, opini, nasehat, juga pendapat dari peserta tersebut. Kegiatan ini menumbuhkan rasa percaya diri dan kekeluargaan yang kuat.
Hal yang tak boleh dilupakan pula adalah setiap peserta pelatihan adalah orang-orang terpilih untuk mewakili komunitas/lingkungannya. Salah satu peserta tuna rungu adalah Hayuku Son Dalimunthe, S.Pd. Wanita yang aktif mengajar ini mengaku sangat senang mengikuti pelatihan karir kali ini karena menambah wawasan, ilmu, dan teman baru sesama disabilitas. Selain Hayuku, ada pula Erlangga Wahyu Pratama dari kota Makassar, peserta tuna netra yang mewakili organisasi PERTUNI (Persatuan Tuna Netra Indonesia). "Ilmu yang saya dapat disini sangat bermanfaat untuk menunjang karir saya kedepan", ujarnya.
Rangkaian kegiatan di pelatihan ini diharapkan mampu menciptakan tenaga kerja disabilitas berkualitas di Indonesia. Bagi para peserta juga untuk menularkan semangat dan ilmu yang didapat bagi orang-orang di daerahnya masing-masing.
Mari, bersama kita dukung terwujudnya lingkungan kerja yang inklusif di Indonesia!