Mohon tunggu...
Putri Sari
Putri Sari Mohon Tunggu... -

Pecinta kopi yang suka buku, budaya, dan berbagi cerita

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Pelatihan Spesial Mendukung Tenaga Kerja Disabilitas

12 Juni 2017   07:45 Diperbarui: 12 Juni 2017   09:55 1932
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
24 peserta yang merupakan penyandang disabilitas dari belasan provinsi di Indonesia berkumpul di Yogyakarta dalam rangka mengikuti pelatihan karir dan pemanfaatan teknologi oleh Saujana dan USAID

Tanggal 5-7 Juni bertempat di Hotel Eastparc, Yogyakarta, dilaksanakan Pelatihan Karir & Pemanfaatan Teknologi Penunjang Karir bagi Penyandang Disabilitas. Pelatihan ini diikuti oleh 24 peserta penyandang disabilitas dari barat hingga timur Indonesia, suatu kegiatan yang merupakan hasil kerjasama dari Kerjabilitas.com (dikelola oleh Saujana) dan USAID PRESTASI.

Selama 3 hari, "Mulai dari saya!" adalah tagline yang selalu digunakan dalam pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan self awareness, kepercayaan diri, komunikasi efektif, dan kemampuan untuk mempresentasikan diri bagi para pesertanya ini. Tagline "Mulai dari saya!" dipilih karena setiap perubahan kecil dan besar haruslah dimulai dari diri sendiri.

Tentang Penyelenggara

Kerjabilitas.com adalah website pencari kerja khusus penyandang disabilitas pertama di Indonesia. Melalui websitenya, Kerjabilitas menjadi penghubung antara tenaga kerja disabilitas dengan penyedia kerja. Diharapkan dengan hadirnya Kerjabilitas akan memperbesar aksesibilitas tenaga kerja disabilitas terhadap informasi lowongan kerja, juga sebaliknya sebagai sarana edukasi bagi penyedia kerja tentang keberadaan dan kualitas tenaga kerja disabilitas. Yuk, segera kunjungi website Kerjabilitas dan Saujana.

USAID PRESTASI adalah singkatan dari United States Agency for International Development, Program to Extend Scholarships and Training to Achieve Sustainable Impacts. Ini adalah program yang memberikan kesempatan kepada warga negara Indonesia untuk menempuh pendidikan Master dalam bidang -- bidang tertentu di Amerika Serikat. Program ini dirancang sedemikian rupa untuk membantu calon pemimpin masa depan memperoleh pengetahuan baru dan meningkatkan kapasitas yang akan berguna untuk membangun Indonesia (dikutip dari website resmi USAID PRESTASI). Cari tahu informasi lengkapnya melalui website USAID PRESTASI.

Berangkat dari keprihatinan akan rendahnya keberadaan tenaga kerja disabilitas, Saujana dan USAID PRESTASI kemudian bekerja sama untuk mengadakan pelatihan karir dan teknologi untuk penyandang disabilitas. Ayo, kita intip bagaimana kegiatan ini berlangsung!


Pelatihan hari ke-1

Pelatihan hari pertama dibuka dengan materi Kenali Diri (Self Awareness) yang bertujuan agar peserta memahami siapa dirinya sebenarnya. Hal ini termasuk minat, kekuatan, kelemahan, cita-cita dan emosi dalam diri seseorang yang semuanya akan membentuk suatu identitas bagi seseorang.

Rahmat, peserta tuna daksa dari Berau, Kalimantan Timur, menjelaskan kubik identitas miliknya (sumber gambar: Kerjabilitas)
Rahmat, peserta tuna daksa dari Berau, Kalimantan Timur, menjelaskan kubik identitas miliknya (sumber gambar: Kerjabilitas)
Di sesi ini pula peserta menggali kecerdasan emosi melalui kegiatan diskusi kelompok dan tugas individual seperti kubik identitas (identity cube). Peserta kemudian menggunakan pengetahuan yang didapat dari kegiatan tersebut untuk memahami peran yang dalam dirinya untuk diri sendiri dan orang lain melalui Jendela Johari, hingga akhirnya bisa memvisualisasikan persona (peran) mereka masing-masing.

Setelah memahami identitas dan peran diri sendiri, sesi selanjutnya merupakan Dasar-Dasar Karir. Dalam sesi ini peserta belajar untuk memahami perbedaan antara pekerjaan dan karir. Dimana pekerjaan hanya terbatas pada kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan penghasilan, sedangkan karir adalah hubungan antara aspek pekerjaan dan kehidupan dalam perjalanan kehidupan seseorang termasuk pekerjaan yang menghasilkan uang ataupun tidak.

Peserta tuna rungu yang sedang berdiskusi dengan penerjemah (sumber gambar: Kerjabilitas)
Peserta tuna rungu yang sedang berdiskusi dengan penerjemah (sumber gambar: Kerjabilitas)
Dengan mengetahui perbedaan antara  pekerjaan dan karir, peserta dan fasilitator kemudian dapat berpartisipasi aktif dalam menentukan faktor internal (dari dalam) dan faktor eksternal yang mempengaruhi karir seseorang. Kesadaran tentang faktor-faktor ini tentunya sangat berguna untuk mempersiapkan karir dengan baik kedepannya.

Cara merencanakan karir yang paling baik adalah dengan mengilustrasikannya melalui Pemetaan Karir (Career Mapping) yang merupakan materi terakhir di hari pertama pelatihan. Sebelum melakukan pemetaan karir, seseorang harus mengetahui pekerjaan impiannya terlebih dahulu. Namun, bagaimana jika belum tahu karir apa yang paling sesuai untuk kita? Untuk menjawabnya, kita dapat menggunakan suatu metode bernama Segitiga Karir Impian (Career Sweet Spot). Menggunakan Segitiga Karir Impian, peserta dapat mengetahui pekerjaan apa yang paling cocok dengan passion, tujuan hidup, dan kompetensinya.

Segitiga Karir Impian (sumber gambar: Kerjabilitas)
Segitiga Karir Impian (sumber gambar: Kerjabilitas)
Pekerjaan impian yang didapat dari Segitiga Karir Impian kemudian digunakan sebagai tujuan final dalam pemetaan karir. Dari tujuan akhir yang sudah didapat kemudian disusun langkah-langkah yang perlu diambil selama 5 tahun atau lebih untuk mencapai karir impian yang diinginkan. Pelatihan hari pertama pun diakhiri dengan pembuatan peta karir masing-masing peserta. Peta karir yang dibuat pun beragam mulai dari bentuk tangga, diagram alur, dan peta pikiran. Patut dicoba nih, Kompasiana.

Pelatihan hari ke-2

Sebagai tindak lanjut dari pelatihan hari pertama, sesi di hari kedua berisi tentang Pengenalan Dunia Kerja, Keterampilan Masuk Dunia Kerja, dan Teknologi Penunjang Karir. Hadir pula tamu istimewa yaitu Ahmad, seorang tuna rungu yang bekerja di sebuah hotel di Yogyakarta melalui Kerjabilitas.com.

Ahmad (tuna rungu) berbagi tentang pengalaman kerjanya (sumber gambar: Kerjabilitas)
Ahmad (tuna rungu) berbagi tentang pengalaman kerjanya (sumber gambar: Kerjabilitas)
Belajar tentang gambaran umum dunia kerja khususnya bagi penyandang disabilitas menjadi pembahasan utama dalam sesi Pengenalan Dunia Kerja. Ahmad yang hadir hari itu membagikan pengalamannya dalam mendapatkan pekerjaan video interaktif dan tanya jawab langsung dengan peserta.

Ahmad yang sudah sebelumnya sudah pernah bekerja sebagai penjahit dan koki, mengaku orang-orang di tempat kerja mengerti dengan keadaannya dan tidak memiliki hambatan yang berarti dalam berkomunikasi. Kuncinya hanya satu, gigih dan pantang menyerah "Saya yakin Allah SWT selalu membantu saya mengatasi kendala yang ada", ujar pemuda yang berasal dari Jambi ini.

Kristina, peserta dari Flores sedang menuliskan daftar kemampuan (sumber gambar: Kerjabilitas)
Kristina, peserta dari Flores sedang menuliskan daftar kemampuan (sumber gambar: Kerjabilitas)
Melalui kisah Ahmad juga, para peserta mulai masuk ke sesi kedua yaitu Keterampilan Masuk Dunia Kerja. Disini dipelajari lebih dalam tentang soft skilldan hard skillseperti apa yang harus dimiliki seorang tenaga kerja. Setiap peserta kemudian menggali dan menuliskan kemampuan yang sudah dimiliki saat ini juga kemampuan yang ingin mereka kuasai di masa depan.

Daftar soft skilldan hard skillsudah ada, lalu bagaimana agar pihak pemberi kerja mengetahuinya? Ya, melalui dokumen Daftar Riwayat Hidup (Curriculum Vitae) atau Resume. Para peserta pun diperkenalkan dengan beberapa contoh CV dan Resume termasuk bagaimana membuat dokumen mereka menarik bagi pemberi kerja. Hal ini juga menyangkut tata cara pengiriman lamaran kerja yang baik secara langsung maupun online.

Tak hanya itu, peserta juga melakukan simulasi interview sebagai tahap lanjut dari proses seleksi pekerjaan. Melalui simulasi, peserta dapat mengetahui cara menjawab pertanyaan, penyampaian, hingga bahasa tubuh yang baik selama proses interview berlangsung. Setiap pertanyaan interview kemudian 'dibedah' lagi melalui diskusi interaktif kelompok. Lengkap sekali kan, Kompasiana!

Sucipto (kiri), salah satu fasilitator dari Kerjabilitas menjelaskan tentang sesi teknologi (sumber gambar: Kerjabilitas)
Sucipto (kiri), salah satu fasilitator dari Kerjabilitas menjelaskan tentang sesi teknologi (sumber gambar: Kerjabilitas)
Masuk ke sesi terakhir di hari pelatihan kedua yaitu Teknologi Penunjang Karir. Di materi ini peserta dikenalkan dan mempraktekkan secara langsung tools yang dapat mereka gunakan untuk membangun citra positif di dunia digital. Contoh dari toolstersebut adalah teknik khusus menggunakan mesin pencari, email, dan Google Calendar. Di sesi ini Para peserta tuna netra juga aktif berpartisipasi menggunakan laptop dan ponsel pintar mereka yang dilengkapi dengan screen reader.

Untuk merangkum dan memperkuat pemahaman para peserta, pelatihan hari kedua ditutup dengan tugas membuat video perkenalan diri dan pencarian gambar dari mesin pencari menggunakan teknik yang telah diajarkan.

Pelatihan hari ke-3

Banyak sekali teknologi saat ini yang dapat digunakan sebagai penunjang karir seseorang. Untuk itulah dihari terakhir pelatihan para peserta kemudian belajar lebih banyak tentang teknologi di sesi Teknologi Penunjang Karir 2 dan Keterampilan Belajar Terus Menerus.

Di sesi pembelajaran teknologi lanjutan, para peserta belajar memaksimalkan produk dari Google seperti Google Drive, Google Photos, termasuk mengedit suatu dokumen bersama-sama melalui Google Docs. Diharapkan dengan kemampuan menggunakan tools seperti ini dapat meningkatkan efektifitas peserta sebagai tenaga kerja disabilitas.

Arie, peserta asal Bantul di sesi teknologi ke-2 (sumber gambar: Kerjabilitas)
Arie, peserta asal Bantul di sesi teknologi ke-2 (sumber gambar: Kerjabilitas)
Untuk menjadi tenaga kerja berkualitas para peserta harus mempertahankan dan terus mengasah ilmu yang telah dipelajari. Sehingga, peserta didorong untuk memiliki kemampuan tersebut secara mandiri di sesi Kemampuan Belajar Terus Menerus (Continuous Learning).Fasilitator menjelaskan bahwa kemampuan ini dapat dikembangkan melalui berbagai website yang tersedia di internet seperti Typing Club dan Kelas Kita.

Bukan Pelatihan Biasa

Pelatihan ini tidak hanya tentang dari para ahli di bidangnya, namun juga untuk mengembangkan diri dan memperluas jaringan. Peserta pun dapat mengenal lebih dekat melalui permainan seru di antara sesi-sesi materi pelatihan. Mulai dari permainan tebak-tebakan, senam, hingga menari.

Salah satu kelompok sedang mengikuti permainan (sumber gambar: Kerjabilitas)
Salah satu kelompok sedang mengikuti permainan (sumber gambar: Kerjabilitas)
Selain itu, pelatihan ini merupakan tempat yang aman bagi siapapun untuk menyuarakan pendapat dan pikirannya. Lingkungan pelatihan yang aman dan nyaman berhasil mendorong peserta untuk meningkatkan partisipasinya dalam setiap kegiatan.

Contoh dari lingkungan yang mendukung ini adalah kegiatan terakhir sebelum pelatihan ditutup, dimana para peserta duduk membentuk satu lingkaran yang besar termasuk para panitia penyelenggara. Setiap orang dalam lingkaran kemudian mendapat giliran untuk menerima ucapan terima kasih dari peserta lainnya atas semua yang telah dilakukan selama pelatihan berlangsung. Dari tindakan, opini, nasehat, juga pendapat dari peserta tersebut. Kegiatan ini menumbuhkan rasa percaya diri dan kekeluargaan yang kuat.

Hal yang tak boleh dilupakan pula adalah setiap peserta pelatihan adalah orang-orang terpilih untuk mewakili komunitas/lingkungannya. Salah satu peserta tuna rungu adalah Hayuku Son Dalimunthe, S.Pd. Wanita yang aktif mengajar ini mengaku sangat senang mengikuti pelatihan karir kali ini karena menambah wawasan, ilmu, dan teman baru sesama disabilitas. Selain Hayuku, ada pula Erlangga Wahyu Pratama dari kota Makassar, peserta tuna netra yang mewakili organisasi PERTUNI (Persatuan Tuna Netra Indonesia). "Ilmu yang saya dapat disini sangat bermanfaat untuk menunjang karir saya kedepan", ujarnya.

Rangkaian kegiatan di pelatihan ini diharapkan mampu menciptakan tenaga kerja disabilitas berkualitas di Indonesia. Bagi para peserta juga untuk menularkan semangat dan ilmu yang didapat bagi orang-orang di daerahnya masing-masing.

Mari, bersama kita dukung terwujudnya lingkungan kerja yang inklusif di Indonesia!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun