Mohon tunggu...
Annisa Putri Nurdin
Annisa Putri Nurdin Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswi

Daun yang jatuh tak pernah membenci angin

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

"Menyama Braya" Sebagai Perwujudan Multikulturalisme dan Pluralisme di Bali

17 November 2021   11:30 Diperbarui: 17 November 2021   12:00 1134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

"Menyama Braya" Sebagai Perwujudan Multikulturalisme dan Pluralisme di Bali

Oke pada artikel kali ini kita akan membahas tentang multikulturalisme dan pluralisme. Sebelumnya mari kita ulas sedikit pengertian dari multikulturalisme dan pluralisme, sehingga dengan kita mengetahui definisi dari kedua nya, kita bisa melihat sisi perbedaan nya. Yang pertama yaitu multikulturalisme, merupakan suatu pandangan yang menyatakan adanya keberagaman dalam suatu masyarakat. Baik itu keragaman suku, budaya, agama, ras, etnis ataupun yang lain nya. Adanya multikulturalisme ini menandakan Indonesia merupakan negara yang kaya akan keberagamannya.

Selanjutnya yaitu pluralisme. Apa sih pluralisme itu? Pluralisme adalah sikap menghargai atau sikap toleransi dari adanya keberagaman tersebut. Sehingga dapat kita simpulkan bahwa multikultarisme dan pluralisme memiliki kaitan yang sangat erat dan tidak bisa di pisahkan. Multikulturalisme berarti pandangan adanya keberagaman, sedangkan pluralisme merupakan sikap toleran dari adanya kebaragaman tersebut.

Lalu bagaimana dengan multikulturalisme dan pluralisme yang ada di Indonesia? Dengan adanya muktikulturalisme di negara Indonesia yang sangat kaya akan keberagaman nya ini membuat kita sebagai warga negara Indonesia harus semangat dan menjunjung tinggi paham pluralisme yang ada. Apabila setiap warga negara memiliki pemahaman akan pluralisme, maka kehidupan di tengah keberagaman ini dapat terjalin dengan harmonis yang di bingkai dalam persatuan. Dengan begitu, perpecahan maupun permusuhan dapat kita hindari.

Mari kita ulas lebih dalam tentang multikulturalisme dan pluralisme yang ada di Indonesia. Disini saya akan mengulas sedikit multikulturalisme yang ada di Indonesia, khususnya di provinsi Bali.

Di provinsi Bali atau yang lebih dikenal dengan Pulau Dewata ini memiliki beragam kekayaan budaya yang melimpah ruah. Seperti yang kita ketahui bahwa di Indonesia terdapat enam agama resmi yang diakui yaitu Islam, Hindu, Budha, Kristen Protestan, Kristen Katholik dan juga Konghucu. Pulau Dewata ini merupakan provinsi dengan penganut agama Hindu terbanyak di Indonesia. Dengan begitu Pulau Dewata ini memiliki beragam kebudayaan yang masih sangat kental dan masih diyakini ke sakralannya.

Misalnya di Bali ada istilah ''Menyama Braya". Menyama braya merupakan suatu kearifan lokal yang ada di Pulau Dewata dengan mengedepankan nilai sosial untuk memperluas relasi dan persaudaraan tanpa memandang perbedaan apapun baik agama, ras, maupun golongan yang ada. Menyama braya ini memiliki banyak sekali manfaat dan tujuan, diantara nya yaitu mencapai kedamaian, persatuan serta keharmonisan antar sesama tanpa memandang perbedaan yang ada. Tujuan inilah yang memiliki nilai dan arti penting dari budaya menyama braya ini. Mengapa ?

Dalam menyama braya ini mengandung makna penting di dalam nya. Walau setinggi apapun kasta atau jabatan yang kita miliki kita harus tetap bersama sama saling merangkul dengan yang lain nya dalam persatuan dan kesatuan, hal ini sesuai dengan butir ketiga Pancasila yaitu Persatuan Indonesia. Arti penting dari budaya menyama braya ini adalah memperlakukan sesama layaknya saudara atau keluaraga sendiri. Menyama braya ini dapat menghindarkan kita dari pepecahan atau pun permasalahan, karena dengan adanya menyama braya ini dapat menambah persaudaraan kita kepada siapapun dan dimanapun tanpa terhalang perbedaan yang ada.

Banyaknya kegiatan upacara keagamaan dan tradisi di Bali menjadi salah satu alasan budaya menyama braya tumbuh subur di tengah masyarakat Bali. Kegiatan sosial seperti kerja bakti, mengelola sistem pengairan sawah yang dikenal dengan istilah subak adalah salah satu contoh dari pelaksanaan budaya menyama braya.

Adanya tradisi menyama braya ini merupakan suatu perwujudan dari multikulturalisme dan pluralisme. Di dalam menyama braya terdapat sikap keberagaman, persaudaraan sekaligus toleransi yang merupakan perwujudan dari pandangan pluralisme.

Daerah di Bali yang masih sangat erat dan kental dengan tradisi menyama braya adalah Desa Pemogan dan juga kampung Islam Kepaon yang ada di Denpasar. Ada pula Kampung Saren Jawa di Karangasem serta daerah Pegayaman di Buleleng. Dimana masyarakat yang tinggal di daerah tersebut masih memegang erat tradisi dan kebudayaan yang ada di Bali seperti megibung, ngejot, seka, penggunaan bahasa Bali untuk komunikasi dan relasi sosial antar masyarakat yang ada di Bali dan juga penggunaan nama seperti Putu, Kadek, Komang dan Ketut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun