Budaya menyama braya di Bali ini tidak akan pernah habis di makan oleh waktu maupun zaman. Tetapi adanya perubahan zaman yang semakin modern akibat globalisasi membuat banyak masyarakat di Bali yang mulai meninggalkan budaya menyama braya tersebut.
Lantas, apa faktor yang menyebabkan masyarakat di Bali mulai meninggalkan budaya menyama braya tersebut? Budaya tersebut mulai banyak ditinggalkan karena banyaknya masyarakat di Bali yang sudah berubah mata pencaharian nya yang semula menjadi petani beralih ke bidang pariwisata. Hal ini menyebabkan masyakarat mengalami perubahan pola pikir dan pandangan, sehingga masyarakat melupakan tradisi dan budaya yang ada di tengah-tengahnya dan memunculkan sikap kunsumtif serta individualisme. Sikap inilah yang membuat banyak masyakarat yang meinggalkan budaya menyama braya ini.
Namun, walau begitu kita sebagai generasi penerus harus mampu mempertahankan dan melestarikan kebudayaan yang ada pada daerah kita masing masing, sesuai pandangan multikulturalisme dan pluralisme.
Menurut saya, budaya menyama braya di Bali sangat perlu diterapkan di manapun untuk menjungjung persatuan dan kesatuan di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Terlebih lagi bahwa negara Indonesia tercinta ini merupakan negara yang sangat kaya akan keberagaman nya. Mulai dari keragaman suku, budaya, agama dan lain nya. Untuk itu dengan adanya keberagaman ini pula kita butuhkan sikap pluralisme yang sangat tinggi agar Negara Kesatuan Republik Indonesia ini menjadi negara yang utuh dalam persatuan dan tidak mudah terpecah belah.