Salah satu pertanyaan paling unik malam itu adalah tentang first love. Ketika Lee Minho ditanya siapa cinta pertamanya, ia menjawab, "Kalian, saat aku jadi Gu Junpyo." Gimana enggak heboh? Langsung semua fangirl masa sekolahnya yang pernah ngarep punya cowok kaya Junpyo auto nostalgia! Termasuk aku. Sungguh jawaban yang bukan hanya romantis, tapi juga menghangatkan hati penggemarnya.
Gong Ryong dan Filosofi di Baliknya
Di sesi selanjutnya, Minho diajak mengulas peran terbarunya sebagai Gong Ryong dalam drama terbarunya. Ia menjelaskan karakter Ryong sebagai sosok yang bermartabat, tapi sekaligus imut. Ketika ditanya lebih capek jadi yang karismatik atau penuh aegyo, dia dengan polosnya menjawab, "Dua-duanya capek ya, kayaknya kharismatik aja deh." Sontak audiens tertawa sambil tetap terpana melihat versatilitas Minho sebagai aktor.
Pertanyaan lain membahas sisi action dirinya, dari Yoon Seong di City Hunter hingga karakter Ryong yang berkali-kali "dipukul." "Namanya hidup, ya pasti dipukul ya," ujarnya santai. Tapi ia menambahkan, "Kalau saat akting dipukul itu bikin hati saya tenang, karena kadang saat shooting saya harus mukul beneran, itu bikin gaenak." Lagi-lagi, celetukannya sederhana tapi mengena---mengundang gelak tawa, sekaligus bikin kita makin salut akan dedikasinya di dunia akting.
Games Interaktif dan Momen Dekat dengan Fans
Sesi ketiga adalah game bareng fans. Salah satunya adalah "Legendary Scene World Cup," di mana Minho diminta memilih adegan paling berkesan dari perannya. Dari The King yang mengharuskannya belajar naik kuda, hingga Koh Hansu di Pachinko dan Dam Ryung di Legend of The Blue Sea---semua membangkitkan kenangan para penonton.
Paling menyentuh adalah saat ia membahas filmnya sendiri, Mino & Choco, yang terinspirasi dari keindahan musim gugur di Korea. Momen itu rasanya luar biasa, ini memperlihatkan sisi sentimental Lee Minho sebagai seniman.