Mohon tunggu...
Putri EkaSari
Putri EkaSari Mohon Tunggu... Karyawati

Semoga menulis menjadikan amal shalih yang bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengatasi Rasa Malas di penghujung Ramadhan

27 Maret 2025   04:34 Diperbarui: 27 Maret 2025   07:03 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memasuki penghujung Ramadhan, yang tinggal menghitung hari menuju Idul Fitri, bulan Syawal. Tentu euforianya berbeda bagi tiap orang.

Ramadhan sendiri adalah bulan produktif yang banyak dinanti kehadirannya oleh umat muslim di seluruh Dunia. Karena berlimpahnya pahala dari Allah. 

Maka kita disunahkan mengisinya dengan memperbanyak amalan di setiap kegiatan sehari-hari. Dengan keutamaan bulan Ramadhan yaitu menjadikan kita orang yang bertaqwa, serta meraih banyak pahala dari Allah. 

Namun, rasa malas kadang melanda terutama di 10 hari Ramadhan terakhir. Dimana hampir semua orang di Indonesia pada masa-masa ini, sibuk mempersiapkan diri untuk menuju hari kemenangan, yaitu hari Raya Idul Fitri yang lazim di sebut hari lebaran.

Apalagi kala THR (Tunjangan Hari Raya) sudah keluar, banyak orang lebih menyukai memadati mall. Untuk berbelanja kebutuhan hari raya ataupun berburu diskon di akhir Ramadhan yang banyak dilakukan berbagai pusat perbelanjaan (salah satunya mungkin termasuk saya). hahaha

Sebagian orang lagi sedang mempersiapkan diri untuk mudik. Berkemas atau bahkan sudah dalam perjalanan mudik, untuk bersilaturahmi dengan keluarga di kampung. 

Padahal di sepuluh hari terakhir terdapat malam Lailatul Qadr yang memiliki banyak keutamaan. Sehingga banyak kaum muslim menanti kehadirannya, karena kebaikan dari malam ini adalah lebih baik daripada 1000 bulan. Bayangkan saja, di usia manusia yang rata-rata saat ini sekitar 60-70tahun. 

Kita dapat meraih keberkahan dan kebaikan dalam semalam. Seperti meraih kebaikan dalam waktu 83tahun. Masya Allah.. betapa Pengasihnya Allah..

Seperti diriwayatkan dalam hadits Riwayat Ibnu Qasim. Dijelaskan bahwa Allah memberikan kepada Rasulullah SAW dan umatNya malam yang lebih utama dari seribu bulan yaitu malam Lailatul Qadar.

Artinya, "Aku mendengar seorang yang terpercaya berkata, "Sungguh, Rasulullah saw pernah diperlihatkan usia umat-umat terdahulu. (Melihat itu) Nabi pesimis bahwa usia umatnya tidak akan mampu untuk mencapai amal ibadah yang dilakukan umat-umat tersebut. Kemudian Allah swt memberikan Nabi (dan umatnya) malam Lailatul Qadar yang lebih utama dari seribu bulan." (Lihat Ahkamul Quran li Ibni 'Arabi, juz 4, hal. 428)

Keutamaan malam lailatul Qadar ini pun terdapat pada Surat Al-Qadr Ayat 1-5 dalam Al-Qur'an.
Surat yang diturunkan untuk memaknai malam Lailatul Qadar, malam mulia yang lebih baik dari seribu bulan dimana diturunkannya para malaikat atas izin Allah SWT.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun