Mohon tunggu...
putriefind
putriefind Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Freelancer

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Sebenarnya Kita Dikejar Siapa?

8 Desember 2019   10:20 Diperbarui: 8 Desember 2019   10:30 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Suatu sore di salah satu kedai kesukaan saya, pertanyaan ini muncul, mengusik isi kepala dan akhirnya jadi perbincangan asik di  kepala saya sendiri. Iya juga ya, sebenarnya apa yang sedang kita kejar atau lebih tepatnya kita sedang dikejar oleh siapa?, tak ada jawaban pasti untuk itu.

Pernah saya bertanya pada seseorang mengenai ini, "sebenernya kenapa kita selalu mencoba buru-buru sama sesuatu? Selalu pengen cepat lulus, selalu ingin cepat kerja, abis kerja pengennya cepet-cepet nikah, punya anak dan lainnya?," Tanya saya waktu itu, dan seseorang itu menjawab, "yaa karena emang manusia begitu, selalu punya ego untuk mau lebih "paling" dari yang lain, harus paling duluan," singkatnya dia bilang begitu.

__

Hmm, oke saya mulai mengerti. Bahwa sebenarnya kadangkala kita diburu oleh ego kita sendiri, tidak benar-benar diburu oleh waktu atau siapapun. Pernah saya bertanya, "apakah mereka yang lulus kuliah cepat-cepat itu memang keinginan mereka?

Atau  hanya karena ingin menunjukkan label cum laude saja? Atau tuntutan dari orangtua, tetangga, teman dan lainnya?," lalu saya temukan jawaban baru dari pertanyaan itu, seorang teman dengan polos menjawab, "yaa sebagian ada yang begitu, sebagian ada juga yang ngelakuin sesuatu karena ada ego dari diri mereka untuk bisa menjadi "contoh" bahwa, they can do that and that's a great thing.

Bahwa mereka mampu dan bisa selevel lebih tinggi dari oranglain. Dan sebagian kecil lainnya ngelakuin yang sifatnya buru-buru karena mereka emang pengen cepet aja, karena mereka seneng udah bisa menyelesaikan target,"

__

Lalu muncul lagi sebuah obrolan manis di kepala saya yang akhirnya bikin kepala saya jadi berat sendiri. Sebenarnya kita tidak benar-benar dikejar siapapun, tidak dikejar oleh waktu, tidak pernah benar-benar di buru oleh apapun dan siapapun. Kita hanya mencoba untuk selalu menjadi paling depan, mencoba untuk menerjemahkan setiap tindakan sebagai kompetisi yang menuntut untuk dijadikan lintasan bertanding dengan orang lain, bertanding dengan waktu, bertanding dengan kehidupan dan bertanding dengan diri sendiri.

Padahal nyatanya, tidak semua dari kita mencoba melakukan sesuatu karena benar-benar "ingin" dalam arti sesungguhnya. Hanya karena kita ya itu tadi "manusia" selalu memiliki ego untuk menjadi "lebih cepat" dari yang lain.

Apa iya, saat kita mencoba untuk lulus kuliah lebih cepat, saat mencoba untuk mendapatkan nilau Ujian Nasional lebih tinggi, saat bekerja di perusahaan besar, saat menikah di usia yang terbilang "cukup", kita benar-benar melakukannya karena ingin? Melakukannya karena kita tahu itulah yang kita tuju? Apa iya?.

Padahal juga saat semua sudah berjalan dan nyatanya tidak selalu sama dengan ekspektasi, kita juga lambat laun akan mencari tujuan lain, akan mencari beribu alasan lainnya, mencoba mencari arah lain dari sebelumnya. Lantas, apa iya kita benar-benar diburu oleh sesuatu yang menjadikan kita untuk selalu menjadi "paling" diantara yang lain? Saat menjadi "paling" justru tidak sesuai ekspektasi malah kita merubah arah lintasan, bukankah dengan begitu yang ada malah kita justru harus me-reboot ulang waktu dan kembali di awal.

--

Saya tidak mencoba menjadi benar, tidak pula ingin disalahkan. Karena pada akhirnya kita semua selalu punya alasan untuk melaju di lintasan masing-masing seperti yang saya katakan sebelumnya. Bahwa pada akhirnya, kita sendiri yang tahu seberapa jauh lintasan yang harus kita lalui, seberapa besar limit yang kita punya mengejar sesuatu yang kita sebut sebagai "tujuan", hanya kita sendiri yang benar-benar bisa memahami apakah kita benar-benar di "kejar" oleh sesuatu seperti waktu, yang kata sebagian orang "waktu selalu memegang kendali atas hidup manusia".

Pada akhirnya, kita hanya berdebat pada diri sendiri, bertengkar pada ego sendiri untuk menyenangkan orang lain atas pertanyaan klise mengenai,

"kapan lulus?"

"kapan kerja?"

"kapan nikah?"

"kapan punya anak?"

Dan kapan-kapan lainnya. Kita hanya mencoba mengikuti ego orang lain dan bertengkar dengan ego sendiri untuk selalu merasa di "kejar" dan berlari mengejar tujuan yang sebenarnya juga bukan tujuan kita sepenuhnya.

--

Tak pernah saya temukan jawaban pasti mengenai siapa yang mengejar kita dalam hidup sepenuhnya, mengenai siapa yang mengharuskan kita untuk menjadi "paling" dan selalu "cepat" dalam segala hal. Adakah alasan pasti bahwa waktu lah yang mengejar?, adakah alasan tepat bahwa orangtua, keluarga atau orang-orang sekitar yang bertanggung jawab untuk itu?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun