Mohon tunggu...
putri amelia
putri amelia Mohon Tunggu... Mahasiswa

Hobi saya traveling

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengatasi Dampak Negatif Media Sosial Terhadap Kesehatan Mental Remaja

5 September 2025   23:25 Diperbarui: 5 September 2025   23:24 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Media sosial telah menjadi bagian integral dari kehidupan remaja di era digital saat ini. Platform seperti Instagram, TikTok, dan Twitter tidak hanya menjadi sarana hiburan, tetapi juga tempat berinteraksi dan mengekspresikan diri. Namun, di balik manfaatnya, media sosial juga membawa dampak negatif yang signifikan terhadap kesehatan mental remaja. Fenomena kecemasan, depresi, dan cyberbullying semakin marak dan menjadi perhatian serius. Oleh karena itu, penting untuk memahami dampak tersebut dan mencari solusi efektif untuk mengatasinya.

Penggunaan media sosial yang berlebihan dapat memicu perasaan tidak aman dan rendah diri pada remaja. Studi oleh Keles, McCrae, dan Grealish (2020) mengungkapkan bahwa paparan konten yang menimbulkan perbandingan sosial dan tekanan untuk tampil sempurna dapat meningkatkan risiko depresi dan kecemasan. Remaja yang terlalu fokus pada jumlah like dan komentar sering kali merasa kurang percaya diri jika tidak mendapatkan respons yang diharapkan.

Selain itu, cyberbullying menjadi ancaman nyata yang berdampak buruk pada kesejahteraan psikologis remaja. Data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI, 2022) menunjukkan peningkatan kasus cyberbullying hingga 25% dalam lima tahun terakhir. Korban cyberbullying sering mengalami stres berat, isolasi sosial, bahkan dalam kasus ekstrem dapat berujung pada tindakan bunuh diri.

Namun, media sosial juga memiliki potensi positif jika digunakan dengan bijak. Platform ini dapat menjadi sarana edukasi, kampanye kesehatan mental, dan dukungan sosial yang efektif. Program literasi digital dan kesehatan mental yang digagas oleh berbagai organisasi telah membantu remaja memahami cara menggunakan media sosial secara sehat dan bertanggung jawab (WHO, 2021).

Peran orang tua, pendidik, dan pemerintah sangat penting dalam mengawasi dan membimbing penggunaan media sosial oleh remaja. Pendidikan tentang penggunaan media sosial yang sehat, pengembangan kebijakan perlindungan digital, serta penyediaan layanan konseling dan dukungan psikologis harus menjadi prioritas.

Media sosial membawa dampak ganda bagi kesehatan mental remaja. Meski memberikan banyak manfaat, risiko negatif seperti kecemasan, depresi, dan cyberbullying tidak boleh diabaikan. Pendekatan yang seimbang melalui edukasi, pengawasan, dan kebijakan perlindungan sangat diperlukan agar media sosial menjadi ruang yang aman dan mendukung kesehatan mental remaja. Dengan upaya bersama, kita dapat menciptakan lingkungan digital yang positif dan sehat bagi generasi muda.

Daftar Referensi

Keles, B., McCrae, N., & Grealish, A. (2020). "A Systematic Review: The Influence of Social Media on Depression, Anxiety and Psychological Distress in Adolescents." International Journal of Adolescence and Youth, 25(1), 79-93.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). (2022). Laporan Tahunan Cyberbullying di Indonesia. Jakarta: KPAI.
World Health Organization (WHO). (2021). Mental Health and Social Media: Guidelines for Youth. Geneva: WHO.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun