Mohon tunggu...
Putri Adi Setya Pramesti
Putri Adi Setya Pramesti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang pemanen saripati literatur dan pembelajar bahasa kucing.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pengantin Berkebaya Hitam

29 Agustus 2023   13:35 Diperbarui: 29 Agustus 2023   13:38 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Perkenalkan saya Hery dan ini Dewi calon istri saya. Kami kemari mau memesan baju pengantin dari rekomendasi Mbak Santi."

"Tentu boleh. Kapan pernikahannya dimulai?"

"Kurang lebih dua bulan lagi. Memang singkat, itulah sebabnya kamu ke sini. Katanya pengerjaan Anda terbilang cepat."

"Oh tentu, soal itu bisa saya atur. Mari lihat-lihat dulu model seperti apa yang kalian inginkan."

Dipertunjukkan buku dengan berbagai koleksi model kebaya. Tak butuh waktu lama kedua pengantin itu memutuskan satu model pakaian berwarna putih. Menurut Dewi pernikahan adalah upacara yang suci dan sakral, maka lebih cocok mengenakan warna putih. Setujulah mereka bertiga dan menjanjikan waktu pengerjaan selama dua bulan.

Meteran yang ada di atas meja diraihnya, kemudian melingkarlah meteran itu ke tiap-tiap bagian tubuh si pasangan. Bergerak melilit lengan, pinggang, dada, hingga pergelangan kaki mereka. Setelah mendapatkan ukuran dan pola pakaian, Deppo menyuruh mereka untuk datang kembali pekan depan dan melakukan pengukuran ulang. Keduanya berpamitan lalu meninggalkan rumah Deppo.


Sebelum malam menjelang ia bergegas membuat baju pesanan tadi. Tangannya lihai membuat pola dan potongan di atas kain. Kain-kain yang berada di tangannya seolah menari di atas meja, bermacam-macam pola sudah tersusun apik dan siap untuk disatukan.

Sudah satu pekan sejak kedatangan pasangan pengantin itu. Sesudahnya, pesanan yang datang dari para pelanggannya ditolak mentah-mentah. Ada pula ibu-ibu yang datang ke rumahnya membawa kain batik hanya meminta untuk dibuatkan daster, tapi tetap ia tolak.

***

Seorang pria datang dengan mobil hitam diparkirkan di depan gang kontrakan. Terlihat pria itu berjalan mendekat ke arah pintu. Deppo yang melihat samar-samar kehadirannya pergi ke ruang tamu. Ternyata dia hanya sendiri. Tidak dilihat Dewi bersamanya. Diajaklah masuk ke dalam dan langsung melakukan pengukuran.

"Untuk pengukuran akan dilakukan setiap pekan, karena ukuran tubuh bisa berubah sewaktu-waktu. Jadi untuk seterusnya harus sering kemari."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun