Mohon tunggu...
putri
putri Mohon Tunggu... -

Awal dari ilmu pengetahuan adalah Membaca dan diabadikan dalam bentuk Tulisan. orang pintar dan sukses karena sering membaca.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perkembangan Bahasa dengan Metode Bercerita Melalui Boneka Tangan

10 Desember 2017   21:07 Diperbarui: 10 Desember 2017   21:17 5163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Language is a tool for communication and is essential for social and cultural reasons. The personal and cultural identity of the child is supported through the use of language. Therefore, parents are the first language teacher for children. The purpose of making this article to discuss the meaning of language and language development of early childhood through the theories of various characters in it. Because language is closely for daily activities. For those, to develop the language in children, parents or teachers can use the method of telling through the hand puppets. In this article I take the thought ofGaynor, 1954, . Wardhaugh, 1982,Finichiaro, 1974, and Sapir, 1979.

Keywords: Language Development, Storytelling Methods, and Hand Puppet

ABSTRAK

Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi dan sangat penting untuk alasan sosial dan budaya. Identitas pribadi dan budaya anak didukung melalui penggunaan bahasa. Oleh karena itu, orang tua adalah guru pertama yang mengajarkan bahasa pada anak. Tujuan dari pembuatan artikel ini untuk membahas makna dari bahasa serta perkembangan bahasa terhadap anak usia dini melalui teori-teori dari berbagai tokoh didalamnya. Karena bahasa sangat berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari. oleh karena itu, untuk mengembangkan bahasa pada anak, orang tua atau guru bisa menggunakan metode bercerita melalui boneka tangan. Didalam artikel ini saya mengambil pemikiran dari Gaynor, 1954, Wardhaugh, 1982, Finichiaro, 1974, and Sapir, 1979.

Kata Kunci: Perkembangan Bahasa, Metode Bercerita, dan Boneka Tangan

PENDAHULUAN

Ketika seorang anak baru lahir, ia sudah mengenal bahasa yaitu bahasa seorang ibu. Pada saat memasuki usia Taman Kanak-Kanak anak telah mengakuisisi sekitar 3000 kata (Hurlock, 1997). Sementara penelitian yang dilakukan oleh Dardjowidjojo (2000), pada usia 4 tahun anak menguasai sekitar 1792 kata, dan menjadi 2932 pada usia 5 tahun. Anak --anak Tk juga sering mengacaukan bentuk-bentuk dalam bahasa yang berbeda. Hal itu disebabkan anak-anak indonesia umumnya bilingual, terutama ketika mereka bersosialisasi di lingkungannya sendiri.

Perkembangan bahasa anak dilihat dari tahapan anak mulai berbicara dengan kosa kata yang sedikit-demi sedikit. Maka dari itu untuk menstimulus agar anak cepat dalam berbahasa, orang tua bisa melakukan hal tersebut melalui cerita. Sehingga anak akan lebih tertarik dan juga cepat dalam menerima kosa kata yang baru. Bercerita merupakan salah satu metode pengembangan kosa kata anak yang tepat untuk diterapkan oleh orang tua maupun guru.

Sehubungan dengan itu, untuk melatih anak agar terbiasa bercerita maka seorang guru bisa memberikan media yang menarik seperti boneka tangan. Boneka tangan merupakan boneka jari yang terbuat dari bahan fanel kemudian dibentuk pola sesuai yang  diinginkan misalnya bentuk gajah, dan lain sebagainya. Boneka  tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga dapat dimasukkan ke dalam jari-jari tangan manusia, sehingga dapat dimainkan oleh anak.

TINJAUAN PUSTAKA

Ferdianan de saure (Badrih, 2015, hal. 42-45) mengemukakan istilah yang sangat terkenal yaitu langange, langue, dan parole. Langange berarti bahasa, langue berarti menggambarkan bahasa tertentu, sedangkan parole berarti kegiatan tentang apa yang diucapkan dan apa yang didengar hampir sama dengan ucapan. Akan tetapi bahasa sendiri mempunyai banyak makna. Bahasa sendiri dikemukan oleh beberapa para tokoh ahli yaitu:

Bahasa adalah sistem komunikasi dengan menggunakan bunyi, misalnya melalui alat bicara dan pendengar, antara manusia satu dan masyarakat atau kelompok sosial yang menggunakan lambang vokal yang mempunyai makna (Gaynor, 1954).

Bahasa adalah sebuah sistem dan lambang vokal yang arbiter digunakan manusia untuk berkomunikasi (Wardhaugh, 1982).

Bahasa adalah sistem dari lambang vokal yang arbiter yang memungkinkan semua orang dari satu kelompok sosial tertentu atau orang lain yang sudah mempelajari kebudayaan tersebut berkomunikasi atau berinteraksi (Finichiaro, 1974).

Bahasa adalah suatu alat untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kemauan, yang murni manusiawi dan tidak instingtif dengan pertolongan sistem lambang-lambang dengan sengaja (Sapir, 1979).

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat kita simpulkan bahwa bahasa adalah suatu bunyi yang sistematis, kreatif, mempunyai makna, yang murni dan manusiawi serta mempunyai lambang-lambang,  bersifat arbiter dan tidak instingtif . makna dari bahasa itu sendiri  mempunyai ciri-ciri yaitu :

Bahasa adalah bunyi, maksudnya adalah bunyi yang dikeluarkan melalui alat ucap manusia dan didengar  dan dapat didengar oleh pembicara lain.

Bahasa bersifat kreatif, maksudnya adalah bahwa bahasa hanya dimiliki oleh manusia

Bahasa mengandung makna, maksudnya adalah bahasa dapat dimengerti oleh pembicara kepada pendengar.

Bahasa itu murni dan manusiawi maksudnya adalah selain manusia tidak berbahasa.

Bahasa itu non instingtif maksudnya daalah kemampuan mengahsilkan bahasa di peroleh sejak lahir tanpa melalui proses belajar sebelumnya.

Bahasa itu berupa lambang-lambang maksudnya adalah memiliki bentuk/wujud serta makna

Bahasa bersifat arbiter maksudnya adalah bahwa hubungan antara lambang dan yang dilambangkan dan tidak secara mutlak harus dilambangkan.

Dari ciri-ciri diatas terdapat juga karakteristik kemampuan bahasa anak usia taman kanak-kanak dari segi umur:

Karakteristik kemampuan bahasa anak umur 4 tahun

Terjadi perkembangan yang cepat dalam kemampuan bahasa anak. Ia telah dapat menggunakan kalimat dengan baik dan benar.

Telah menguasai 90% dari fonem dan sintaksis bahasa yang digunakan

Dapat berpartisipasi dalam suatu percakapan. Anak sudah dapat mendengarkan orang lain berbicara dan menanggapi pembicaraan tersebut.

Karakteristik kemampuan bahasa anak usia 5-6 tahun.

Sudah dapat mengucapkan lebih dari 2.500 kosakata.

Lingkup kosa kata yang dapat diucapkan oleh anak mencangkup warna, ukuran, rasa, bau, keindahan, kecepatan, perbandingan, jarak, dll.

Anak usia 5-6 tahun sudah dapat melakukan peran sebagai pendengar yang baik.

Anak sudah dapat mendengarkan orang lain bercerita dan menanggapi pembicaraan tersebut.

Anak usia 5-6 tahun sudah dapat melakukan ekspresi dir, menulis, membaca, dan bahkan berpuisi. (Jamaris, 2006, hal. 32-33)

Berdasarkan karakteristik diatas, kita dapat mengetahui tentang fase-fase dimana anak dapat menggunakan bahasanya dengan baik.

Proses perkembangan bahasa menurut vygosky (McInnerney, 1998:38-40) (Martin, 2006, hal. 38-40) Mengemukakan bhawa ada dua alasan yang menyebabkan perkembangan bahasa berkaitan dengan perkembangan kognitif, yaitu: Pertama, anak harus menggunakan bahasa untuk berkomunikasi atau  berbicara dengan orang lain. Kemampuan ini disebut kemampuan bahasa secara eksternal dan menjadi dasar dalam kemampuan berkomunikasi kepada diri sendiri. Kedua, transisi dari kemampuan eksternal kepada kemampuan internal membutuhkan waktu yang cukup panjang, yaitu pada fase praoperasional umur 2-7 tahun. (Jamaris, 2006, hlm 34)

Sedangkan menurut Montessori (Suyadi, 2010, hal. 97) mengemukakan bahwa ketika anak "belajar" bahasa melalui interaksi dengan orang dewasa, anak-anak tidak hanya "mempelajari" redaksi kata dan kalimat, melainkan struktur kata dan kalimat itu sendiri. Seperti contoh seorang Ibu mengatakan, "Gelas diatas meja". Anak-anak tidak hanya menirukan dan memaknai arti kalimat tersebut, melainkan ia juga "mempelajari" struktur kalimatnya. Jadi ketika kalimat tersebut rusak struktur katanya, maka akan rusak pula kosa kata dalam kalimat tersebut. Maka dari itu bahasa pertama yaitu bahasa IBU.

Selanjutnya mengenalkan bahasa kedua kepada anak yaitu mengajarkan kepada anak dalam lingkup lingkungan sekitarnya. Seperti didalam keluarga, disekolah, ataupun lingkungan tempat tinggalnya. Dengan bertujuan untuk menambahkan kosa kata terhadap anak, sehingga ia dengan mudah menerima kata-kata yang baru saja ia dapatkan. 

PEMBAHASAN

Tekhnik atau cara yang dapat dilakukan oleh seorang guru bisa melalui metode dan media sebagai sarana untuk menyampaikan cerita menggunakan boneka tangan pada anak usia dini.

Metode Bercerita

Metode bercerita merupakan salah satu metode yang banyak sekali digunakan di sekolah, terutama di TK. Karena, dengan metode ini anak lebih tertarik untuk mendengarnya. Metode bercerita mempunyai beberapa makna atau definisi lainnya yaitu:

Metode bercerita merupakan salah satu pemberian pengalaman belajar bagi anak TK dengan membawakan cerita kepada anak secara lisan. Cerita yang dibawakan oleh guru harus menarik, dan mengundang perhatian anak serta tidak lepas dari tujuan pendidikan bagi anak TK. Bila isi cerita dikaitkan dengan dunia kehidupan anak TK, maka mereka dapat memahami isi cerita dan mereka mendengarkannya dengan penuh perhatian serta mudah menangkapnya (Moeslichatoen, 1999, hal. 157)

Sedangkan metode bercerita yang dikemukakan oleh (Fadilillah, 2012, hal. 172) bahwa metode bercerita adalah metode yang mengisahkan suatu peristiwa atau kejadian kepada peserta didik. Kejadian atau peristiwa tersebut disampaikan kepada peserta didik melalui tutur kata, ungkapan, dan mimik wajah yang unik. Tetapi dalam pendapat lai mengemukakan bahwa metode bercerita  merupakan metode pembelajaran yang menggunakan teknik guru bercerita tentang suatu legenda, dongeng, mitos, atau suatu kisah yang didalamnya desilpkan pesan-pesan moral atau intelektual tertentu. (Quraish, 2005)

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk pemilihan cerita yang baik, yaitu:

Cerita itu harus menarik dan memikat perhatian guru itu sendiri.

Cerita itu harus sesuai dengan kepribadian anak, gaya, dan bakat anak.

Cerita itu harus sesuai dengan tingkat usia dan kemampuan mencerna isi cerita anak . (Mursid, 2015, hal. 33)

Agar kegiatan bercerita dapat dilaksanakan secara efektif, guru harus terlebih dahulu mengetahui alasan mengapa bercerita sangat penting bagi dunia anak-anak serta manfaat dari bercerita tersebut.

Alasannya yaitu:

Bercerita merupakan alat pendidikan budi pekerti yang paling mudah dicerna oleh anak.

Bercerita merupakan metode dan materi yang dapat diintegrasikan dengan dasar keterampilalan lain, yairu berbicara, membaca, menulis, menyimak. Kecuali ditaman kanak kanak (PAUD).

Bercerita memberikan ruang lingkup yang bebas pada anak-anak untuk mengembangkan bersimpati dan berempati terhadap peristiwa yang menimpa orang lain.

Bercerita memberi contoh kepada anak bagaimana menyikapi suatu permasalahan dengan baik.

Bercerita memberikan barometer sosial pada anak, dan nilai-nilai apa saja yang diterima.

Bercerita memberikan budaya dan budi pekerti yang kuat.

Bercerita memberikan ruang gerak pada anak.

Bercerita memberikan efek psikologis yang positif bagi anak, dan guru sebagai pencerita.

Bercerita memberikan rasa tahu anak terhadap suatu peristiwa.

Bercerita memberikan daya  tarik bersekolah bagi anak.

Bercerita mendorong anak memberikan makna bagi proses belajar.

Dari alasan diatas dapat kita ketahui manfaat dari bercerita itu sendiri, yaitu :

 Membangun kontak batin antara anak dengan orang tuanya maupun anak dengan gurunya.

Media penyampai pesan terhadap anak

Pendidikan imajinasi atau fantasi anak.

Dapat melatih emosi atau perasaan anak.

Membantu proses identifikasi diri (perbuatan).

Memperkaya pengalaman batin

Sebagi hiburan yang menarik perhatian anak

Serta membentuk karakter anak.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa metode bercerita merupakan salah satu metode pembelajaran anak usia dini yang dapat memberikan manfaat positif, bagi perkembangan anak, terutama perkembangan moral, bahasa, dan sosial emosional. (Fadillilah, 2012, hal. 173-175)

Media Boneka Tangan

Menurut (Iryanto, 1989) Media sebagai alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan moral melalui cerita  yang boneka tangan. Pemilihan bercerita dengan menggunakan boneka akan tergantung pada usia dan pengalaman anak. Biasanya boneka itu sendiri  terdiri dari ayah, ibu, anak laki-laiki, anak perempuan, kakek, nenek, dan bisa ditambahkan dengan anggota keluarga lain. Boneka tersebut menunjukkan perwatakannya masing-masing. Misalnya, ayah penyabar, ibu cerewet, anak laki-laki pemberani, anak perempuan yang manja, dan sebagainya.

Bercerita dengan memanfaatkan boneka sebagai alat peraga masih menjadi pilihan guru pada saat ini. Dalam berbagai lomba mendongeng, boneka menjadi alat utama bagi peserta untuk menyampaikan cerita. Tokoh-tokoh yang diwujudkan melalui boneka berbicara dengan gerakan-gerakan yang mendukung cerita dan mudah diikuti anak. Melalui boneka, anak menjai tahu tokoh mana yang sedang berbicara. Boneka kadang juga menjadi sesuatu yang hidup dalam imajinasi anak.

Bercerita dengan boneka membutuhkan persiapan yang lebih matang, terutama persiapan memainkan boneka. Keterampilan menggerakkan jari dengan lincah menjadi bagian pentig dalam memainkan peran para tokoh. Salah satu alat peraga yang menarik untuk anak usia dini yaitu melalui boneka tangan dalam bercerita. Boneka tangan mengandalkan keterampilan guru dalam menggerakkan ibu jari dan telunjuk yang berfungsi sebagai tulang tangan. Boneka tangan biasanya kecil dan dapat digunakan tanpa alat bantu yang lain. Boneka ini dapat dibuat sendiri oleh guru atau membelinya ditoko-toko.

Pada dasarnya bercerita menggunakan boneka tangan memerlukan teknik tersendiri. Sebagai seorang guru, harus memperhatikan hal tersebut terlebih dahulu. Tekniknya yaitu:

Jarak boneka tidak terlalu dekat dengan mulut pencerita.

Kedua tangan harus lentur memainkan boneka, adakalanya melakukan gerakan secara bersama-sama (karena sedang angkat bicara) adakalanya diam (karena sedang menunggu giliran berbicara).

Antara gerakan boneka dengan suara tokoh harus sinkron. Untuk itu guru harus hafal karakter suara dan sifat masing-masing tokoh boneka. Dalam hal ini guru dituntut memiliki, sekurang-kurangnya dua karakter suara (untuk tokoh tua muda atau laki-laki dan perempuan)

Sedapat mungkin, selipkan nyanyian dalam cerita melalui perilaku tokoh. Ajak anak-anak tersebut menyanyikan lagu bersama tokoh cerita.

Lakukan improvisasi melalui tokoh yang ada didalam kelas

Tutup cerita dengan membuat simpulan dan ajukan pertanyaan cerita yang berfungsi sebagai latihan bagi siswa. Hasil latihan itu berfungsi untuk mengetahui seberapa besar pemahaman yang didapatkan oleh siswa.

Untuk meningkatkan kualitas cerita dan performasi cerita, guru dapat menyiapkan panggung boneka. Panggung boneka dapat dibuat oleh permanen kayu, atau dari prasarana yang sudah ada. (ITADZ, 2008, hal. 128-130)

KESIMPULAN

               Bahasa adalah suatu alat yang digunakan untuk berkomunikasi. Hal ini berkaitan dengan pemahaman anak tentang bahasa yang ia gunakan. Sehingga dapat diamati secara langsung. Ada 4 tokoh yang memberikan pemikiran-pemikirannya tentang teori bahasa yaitu teori Gaynor, 1954, memaknai bahwa bahasa itu adalah suatu bunyi yang bisa berbicara serta dapat didengar. Teori Wardhaugh, 1982, memaknai bahasa sebagai lambang vokal yang arbiter. Teori Finichiaro, 1974, memaknai bahasa sebagai suatu budaya untuk berkomunikasi sedangkan teori  Sapir, 1979 memaknai bahasaadalah suatu alat untuk mengungkapkan pikiran, perasaan dll..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun