Kedua tangan harus lentur memainkan boneka, adakalanya melakukan gerakan secara bersama-sama (karena sedang angkat bicara) adakalanya diam (karena sedang menunggu giliran berbicara).
Antara gerakan boneka dengan suara tokoh harus sinkron. Untuk itu guru harus hafal karakter suara dan sifat masing-masing tokoh boneka. Dalam hal ini guru dituntut memiliki, sekurang-kurangnya dua karakter suara (untuk tokoh tua muda atau laki-laki dan perempuan)
Sedapat mungkin, selipkan nyanyian dalam cerita melalui perilaku tokoh. Ajak anak-anak tersebut menyanyikan lagu bersama tokoh cerita.
Lakukan improvisasi melalui tokoh yang ada didalam kelas
Tutup cerita dengan membuat simpulan dan ajukan pertanyaan cerita yang berfungsi sebagai latihan bagi siswa. Hasil latihan itu berfungsi untuk mengetahui seberapa besar pemahaman yang didapatkan oleh siswa.
Untuk meningkatkan kualitas cerita dan performasi cerita, guru dapat menyiapkan panggung boneka. Panggung boneka dapat dibuat oleh permanen kayu, atau dari prasarana yang sudah ada. (ITADZ, 2008, hal. 128-130)
KESIMPULAN
        Bahasa adalah suatu alat yang digunakan untuk berkomunikasi. Hal ini berkaitan dengan pemahaman anak tentang bahasa yang ia gunakan. Sehingga dapat diamati secara langsung. Ada 4 tokoh yang memberikan pemikiran-pemikirannya tentang teori bahasa yaitu teori Gaynor, 1954, memaknai bahwa bahasa itu adalah suatu bunyi yang bisa berbicara serta dapat didengar. Teori Wardhaugh, 1982, memaknai bahasa sebagai lambang vokal yang arbiter. Teori Finichiaro, 1974, memaknai bahasa sebagai suatu budaya untuk berkomunikasi sedangkan teori  Sapir, 1979 memaknai bahasaadalah suatu alat untuk mengungkapkan pikiran, perasaan dll..