Mohon tunggu...
ARIES1993
ARIES1993 Mohon Tunggu... Warga biasa

Penulis lepas yang peduli isu sosial dan kehidupan rakyat kecil. Menyuarakan kegelisahan melalui tulisan agar menjadi bahan refleksi bersama. Percaya bahwa kata-kata bisa mengubah arah kebijakan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kenapa Weekend Selalu Terasa Singkat? Misteri Sabtu Pagi yang Cepat Hilang

20 September 2025   08:00 Diperbarui: 20 September 2025   00:52 5
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sabtu pagi adalah seni menikmati hidup yang sering kita abaikan.

Sabtu pagi selalu punya nuansa yang berbeda. Setelah lima hari penuh dikejar kerjaan, deadline, dan macet di jalan, akhirnya ada satu hari yang ditunggu: weekend. Biasanya kita berharap bisa bangun siang, rebahan seharian, atau sekadar menikmati sarapan dengan tenang.

Tapi anehnya, baru sebentar rebahan, tiba-tiba jam sudah beranjak siang. Baru selesai sarapan, tahu-tahu matahari mulai condong ke barat. Weekend yang kita tunggu-tunggu terasa singkat sekali.

Kenapa bisa begitu?

Mungkin jawabannya ada di cara kita menghabiskan waktu. Di hari kerja, setiap menit seakan dihitung: dari jam masuk kantor, waktu makan siang, sampai jam pulang. Sedangkan di akhir pekan, kita cenderung membiarkan waktu mengalir tanpa rencana. Akibatnya, waktu terasa melesat begitu saja.

Lalu, apa solusinya?

Bukan berarti kita harus mengisi weekend dengan jadwal padat seperti hari kerja. Tapi membuat satu atau dua aktivitas kecil bisa membuat Sabtu terasa lebih bermakna. Misalnya: olahraga ringan, membaca buku yang sudah lama tertunda, menulis blog seperti ini, atau sekadar menghabiskan waktu bersama keluarga.

Weekend mungkin singkat, tapi kalau dijalani dengan kesadaran penuh, ia bisa menjadi momen yang cukup untuk mengisi ulang energi. Jadi, jangan biarkan Sabtu pagi hanya lewat begitu saja.

---

#SabtuPagi #WeekendSantai #Kompasiana #RenunganRingan #WeekendVibes

 Kolom Komentar :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun