Mohon tunggu...
Wira D. Purwalodra (Third)
Wira D. Purwalodra (Third) Mohon Tunggu... Guru - Terus menjadi pembelajar dan menjadikan rasa syukur sebagai gaya hidup.

Mimpi besarnya saya saat ini adalah menyelesaikan Studi-studi saya, kembali ke kampung halaman, memelihara ikan, bebek, berkebun, terus belajar, terus mengajar, sambil menulis buku.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Karma dan Dampak Psikologis, Para Diktator?!

7 Juli 2023   14:11 Diperbarui: 1 November 2023   15:16 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : Dok. Pribadi.

Orang-orang yang berperilaku diktator sering kali menggunakan kekerasan dan represi sebagai alat untuk mempertahankan kekuasaan mereka. Namun, perbuatan brutal ini akan menyebabkan siklus kekerasan yang tak terelakkan, secara kontinyu. Karena karma mengajarkan, bahwa energi negatif yang dipancarkan oleh tindakan kekerasan akan kembali kepada pelakunya sendiri. Dalam banyak kasus, konsekuensi dari tindakan ini adalah pemaksaan agar para diktator segera meletakkan kekuasaannya, dan yang lebih mengerikan lagi adalah berdampak pada kehidupanmya sendiri dan orang-orang terdekat mereka.

Dalam proses mengejar kekuasaan dan mempertahankannya, para diktator seringkali melakukan kebohongan, manipulasi, dan pengkhianatan terhadap rakyat mereka sendiri. Namun, menurut hukum karma, kebohongan dan pengkhianatan ini akan berdampak pada kehilangan kepercayaan dari orang-orang di sekitar mereka. Kehilangan rasa percaya dari rakyatnya akan menjadi tanah yang gersang bagi diktator yang akan terisolasi dalam dunia mereka sendiri, dikecam oleh kekosongan dalam hubungan manusiawi yang sehat.

Para diktator, dengan kekuasaan absolut mereka, sering kali tak tersentuh oleh dampak emosional dan psikologis dari tindakan mereka. Namun, hukum karma akan bekerja tanpa ampun, membalas mereka dengan beban emosional yang berat. Mereka akan menghadapi konsekuensi dalam bentuk kecemasan yang kronis, rasa bersalah yang mendalam, dan pertanyaan moral yang terus menerus menghantui hidup mereka. Terlepas dari sejauh mana mereka mencoba untuk menggunakan kekuasaan mereka untuk melarikan diri dari ketidakpuasan pribadi, karma akan memberikan pelajaran yang tidak ada satu pun yang bisa dihindari.

Selain konsekuensi psikologis dan emosional yang dialami oleh diktator, mereka juga akan menghadapi reputasi yang buruk dalam sejarah. Tindakan kejam, penindasan, dan ketidakadilan yang mereka lakukan akan mengakibatkan penilaian yang tidak menguntungkan di mata orang-orang di kemudian hari. Kisah-kisah kekejaman mereka akan diabadikan dalam sejarah yang akan terus menghantui nama mereka dan meninggalkan warisan yang negatif bagi generasi mendatang.

Pada akhirnya, hukum alam (karma) dan tekanan psikologis akan memainkan peran penting dalam memberikan konsekuensi yang tak bisa terhindarkan dari tindakan para diktator. Penindasan, siklus kekerasan, kehilangan kepercayaan, dampak emosional dan psikologis, serta reputasi yang buruk adalah sebagian dari konsekuensi yang harus mereka terima. Hukum karma juga mengajarkan, bahwa tidak ada tindakan yang dilakukan dengan bebas tanpa konsekuensi, dan para diktator bukanlah pengecualian. Pemahaman mengenai dampak psikologis yang dialami oleh para diktator juga penting, agar kita dapat menghindari berulangnya sejarah kelam, yang penuh dengan penderitaan dan kehancuran. Wallahu A'lamu Bishshawwab.

Bekasi, 7 Juli 2023.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun