Tapi apa yang terjadi?
Bukannya bersikap netral tapi malah membuat Laporan Keuangan yang sesuai "orderan" teman saya tersebut. Yang akhirnya dia akui juga  bahwa itu adalah "orderan" setelah saya bandingkan dengan Laporan Keuangan versi saya  tersebut pada saat pemaparan.  Dan yang anehnya, setelah tertangkap basah membuat Laporan Keuangan "orderan" tersebut malah  ikut juga  "memusuhi"  saya dengan cara menutup diri terhadap saya dan sering melakukan pertemuan demi pertemuan  antar mereka berdua.
Sedih  bukan?  Â
***
Ingat sedih jadi ingat juga lagu Pelipur Laranya Panbers:
Dimana 'kan kucari
Pelipur lara
Semua telah pergi
Dari sisiku, oh sedih
Bagaikan angin berlalu
Pergi tak tentu arah
Tinggallah hanya kenangan
Didalam hati, oh sedih
Linangan air mataku
Tanda pilu hatiku
Tak tau kemana 'kan ku cari
Pelipur lara, Oh sedih
Dimana 'kan kucari
Pelipur lara
Semuanya telah pergi
Dari sisiku
Linangan air mataku
Tanda pilu hatiku
Tak tau kemana 'kan kucari
Pelipur lara, Oh sedih
Oh sedih
+++
Ahh ..
Sedih memang.
Ijin ya? Untuk menikmati kesedihan barang sebentar.  Karena hanya itulah yang mungkin bisa saya nikmati. Paling tidak untuk kondisi  sekarang-sekarang ini. Karena kadang,  saya kasihan lihat diri saya sendiri.