Busana memiliki peran penting sebagai representasi identitas budaya, karena pakaian bukan hanya penutup tubuh, tetapi juga media komunikasi visual yang menyampaikan nilai, sejarah, dan filosofi suatu kelompok masyarakat. Pada ajang Gelar Karya Busana Universitas Negeri Semarang yang diselenggarakan pada 28 Mei 2025, sebuah karya busana berhasil mencuri perhatian publik dengan estetika yang anggun dan konsep yang mendalam. Gaun tersebut adalah "Ratri Sagara", sebuah karya transformasional yang memadukan keindahan, makna budaya, dan sentuhan futuristik. Gaun ini menjadi bagian dari tema besar acara: Meta Nusantara, yang mengusung semangat pelestarian dan reinterpretasi budaya lokal dalam konteks global dan digital masa depan.
Â
Makna di Balik Nama "Ratri Sagara"
Nama Ratri Sagara berasal dari bahasa Sanskerta, di mana Ratri berarti "malam" dan Sagara berarti "laut". Dari nama ini saja, sudah tergambar nuansa puitis dan simbolik: sebuah malam yang sunyi, dalam, dan penuh misteri, dipadukan dengan kekuatan lautan yang luas dan tak terduga. Gaun ini seolah menjadi manifestasi perempuan Nusantara---tenang namun kuat, anggun namun tegas, lembut namun dalam.
Konsep Desain: Transformation Wardrobe
Salah satu daya tarik utama dari Ratri Sagara adalah penerapan konsep transformation wardrobe. Ini adalah pendekatan desain di mana busana dapat berubah bentuk atau fungsi sesuai konteks, seperti runway, pertunjukan, atau adaptasi aktivitas.
Pada saat diperagakan di panggung Gelar Karya, gaun ini menunjukkan dua siluet yang berbeda:
Dari depan, terlihat sebagai gaun bertingkat pendek dengan tekstur tulle plisket gelap yang memberikan kesan tegas, ringan, dan penuh gerakan.
Dari belakang, gaun menjulur panjang bak evening gown, menghadirkan elemen kejutan dan transisi visual yang mencerminkan dualitas. Penambahan detail payet dengan tampilan bak tetesan air dari percikan ombak.