Mohon tunggu...
Puja Nor Fajariyah
Puja Nor Fajariyah Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer Assistant, Early Childhood Enthusiast

Kia Ora! Find me on ig @puja.nf

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

"Special Snowflakes Syndrome", Untuk Kamu yang Merasa Paling Unik dan Berbeda

20 Desember 2020   18:54 Diperbarui: 23 Desember 2020   03:53 1314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi merasa paling beda dari yang lain. (sumber: shutterstock via kompas.com)

 Nah, langkah pertama adalah dengan menyadari kalau kamu sebenarnya memiliki opsi untuk menganggap suatu hal itu bukanlah absolut. Kamu memiliki opsi untuk melihatnya dari perspektif yang berbeda. 

Melihat sumber masalah dari perspektif lain itu bisa kamu mulai dengan bernapas dulu atau dengan mencari udara untuk menenangkan diri ketika emosi yang kamu rasakan lebih besar daripada rasionalitas kamu.

Ketika kita merasakan emosi yang berlebih, kita cenderung berpikir mengikuti apa yang kita  rasakan. Seperti tadi, kalau kita kesal dan merasa kalu kita satu-satunya orang yang punya masalah ini, kita juga akan berpikir demikian. 

Beda nih, kalau kita mengambil perspektif lain. Misalnya, kalau kita sudah sadar kalau pemikiran "Aku satu-satunya yang memiliki masalah" Ini muncul ketika kita merasa kesal, kita bisa tarik napas dan menenangkan diri dulu. 

Sebelum akhirnya mulai ngecek, "Eh, apa iya ya, aku aja?" Karena, seperti apa yang aku mention di awal tadi, mungkin orang lain di luar sana juga mengalami masalah yang kamu miliki, hanya kamu saja yang tidak tahu. Untuk bisa mencapai ke tahap ini, emang gak gampang, butuh proses dan waktu sampai kamu bisa menerapkannya secara otomatis. 

Dan itu semuanya wajar, tidak menutup kemungkinan kalau kamu membutuhkan bantuan orang lain untuk membimbing atau memberikan contoh tentang bagaimana caranya kamu bisa mengambil perspektif lain. 

Hal ini bisa kamu lakukan dengan meluangkan waktu untuk mengobrol dengan orang-orang terdekat yang kamu percaya atau kalau masalahnya terlalu berat kamu bisa bicarakan dengan orang-orang yang terlatih atau lebih profesional.

Di akhir tulisan ini, aku hanya ingin berkata. Tenang, kamu itu gak sendiri dan apa yang kamu rasakan itu wajar. Tapi ketika kamu mulai menutup diri dari segala bantuan yang mungkin ada di sekitar kamu, kamu bisa saja selamanya terjebak disitu. 

Ada kok orang di luar sana yang bisa membantu kamu untuk memahami masalah dan membantu kamu untuk pelan-pelan menyelesaikannya. Jadi, jangan sungkan untuk meminta bantuan ya.

Semoga tulisan ini bermanfaat!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun