Mohon tunggu...
Chinta Lintang
Chinta Lintang Mohon Tunggu... -

Ku adalah sebuah ironi yg mencoba masuk dalam demensi hati...\r\nMengubah bait-bait nadi menjadi sebuah puisi..

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Do'a Ku

11 Maret 2015   13:26 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:49 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Usai sudah rangkaian rasa yg ku pertahankan..
Pupus sudah penantian yg ku tunggu di telaga pelabuhan..

Sementara apa yg bisa harus ku lakukan....!

Luka harus ku terima..
Kecewa harus ku bawa..
Jika emang ini adalah akhir kenyataanya..

" DOA KU "

Lirih ku dengar denting hening bunyi ketika selebat embun mengantar bumi..
Ku temukan selarik bait puisi
Sebarit hati serupa luka yang terlahir dari rahimnya sepi..

Nadi menjalar menjadi demikian getas meranggas..
Ketika melerai berlahan kita saling meletakkan catatan mimpi yang belum usai kita akhiri..

Di antara kungkungan sayap cahaya..
Ku mencoba mengeja rangakaian tawa yang sempat kau titipkan pada senja...

Ku simbak&ku buka...

Tapi apa...?

Ternyata semua hampa..
Gelap telah pudar berlabur bersama deras air mata..
Hingga akhirnya kamu memilih DIA...

Achhhhh,,,,di tiap hebus angin menghempas jiwa ku..
Rindu ini terus mengebu menggigil menyebut nama mu..
Di situlah ku mulai merasakan getar empedu...
Begitu pahit ketika ku tak bisa bersama mu..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun