Â
Berjurai riuh seusai jauh raihku
Melintang halang menggelantung hilangmu
Hening bertamu seusai baru saja tangan waktu menutup pintu keningku
Tetapi dari lubang ventilasi, menyusup akaramu menduduki bangku kosong aksaraku;
"Ah, mengapa tatkala sunyi seperti ini kau jauh lebih anggun dengan gaun kenanganmu."
Merambat cerah seusai susah celahmu
Bersijundai bahaya bergontai cahayaku
Wujud doa-doa lama terkabul seusai denting dari dalam kamarku tidak lagi menyebut-nyebut namamu
Tetapi dari jendela yang sedikit terbuka, kau benar-benar tertengok dikepalaku
Perihal rindu, aku seperti sedang bermunazara dengan akaramu;
Saling berdiskusi tentang kehilangan-kehilangan secara umum tetapi tak pernah membuat kita mahfum, atau setidaknya tersenyum
***
Puhid Akhdiyat
26/07/21.