Mohon tunggu...
Pudji Widodo
Pudji Widodo Mohon Tunggu... Lainnya - Pemerhati Kesehatan Militer.

Satya Dharma Wira, Ada bila berarti, FK UNDIP.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Faktor yang Mempengaruhi Ketaatan Warga terhadap Regulasi Penanggulangan Pandemi Covid-19

15 Juni 2021   14:41 Diperbarui: 15 Juni 2021   15:00 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aparat keamanan India menindak warga yang melanggar ketentuam lockdown, sumber foto : Reuters via kumparan.com 26/3/2020

- Masifnya disinformasi yang justru memanfaatkan pandemi untuk mendorong resistensi kepada pemerintah. Hal ini dilakukan oleh mereka yang berseberangan dengan pemerintah. Celakanya hal ini diiikuti sebagian warga, bahkan oleh mereka yang termasuk kelas menengah. Hal itu terungkap dari pernyataan tentang teori konspirasi, upaya hegemoni Tiongkok, Covid-19 tidak ada dan membenturkan dengan pembatasan kegiatan beragama serta adanya chip dalam vaksin.

- Adanya pejabat penyelenggara negara dan tokoh masyarakat yang gagal memberi teladan saat melakukan kepentingan pribadi melibatkan kerumunan massa.

- Pemangku kepentingan wilayah tidak memiliki rencana kontinjensi sebagai tindak lanjut antisipasi bila upaya pencegahan mobilisasi mudik tidak optimal. Kasus Kudus menjadi bukti adanya titik lemah tersebut. Beruntung fasilitas kesehatan daerah sekitar serta satuan TNI/Polri memfasilitasi bantuan. Gubernur Jateng pun turun tangan setelah menemukan berbagai kelemahan di lapangan. Kelemahan tersebut tidak seharusnya terjadi untuk pandemi yang telah terjadi lebih dari setahun.

b. Faktor internal pada individu warga masyarakat :

- Lemahnya pemahaman berbagai hal tentang Covid-19. Sebagai contoh deorang Ibu di pos penyekatan menolak skrining swab antigen karena takut disuntik. Yang bersangkutan baru bersedia setelah dijelaskan bahwa swab antigen dilakukan dengan usapan rongga hidung bukan disuntik. 

- Memegang teguh pola patronase yang berlaku di komunitasnya. Pendapat dan pemahaman tokoh masyarakat dan pemimpin agama menjadi acuan warga di lingkungannya. Kekeliruan pemahaman dan resistensi tokoh masyarakat terhadap program pemerintah akan diikuti pula oleh populasi mereka yang berada di bawah pengaruhnya.

- Jenuh dengan lamanya pandemi dan meragukan efektifitas upaya penanggulangan.

- Merasa pemenuhan tuntutan kebutuhan ekonomi keluarga lebih prioritas dan nyata, dari pada ketaatan kepada protokol kesehatan dan serangan virus yang sebagian besar tidak nyata karena tidak selalu menimbulkan gejala.

- Bersikap skeptis karena melihat bencana menjadi ajang memperkaya diri pejabat yang bertugas mengatasi bencana pandemi.

Resultan dari seluruh faktor pengaruh tersebut kini kembali terbukti sesuai prediksi. Tabel data perkembangan Covid-19 secara nasional dan wilayah Jakarta jelas menunjukkan bagaimana tren peningkatan kasus pasca libur Natal 2020. Selanjutnya terjadi penurunan kasus dari bulan Maret sampai saat menjelang lebaran. Jumlah kasus terkonfirmasi Covid-19 meningkat kembali pasca-libur lebaran di tengah fakta varian SarscoV-2 Delta mutasi dari India telah masuk ke Indonesia.

Tabel data kasus Covid 19, diolah dari persi.or.id
Tabel data kasus Covid 19, diolah dari persi.or.id
Penyesalan selalu datang di kemudian hari setelah melakukan kekeliruan. Masalahnya apakah masing-masing yang menjadi elemen pengaruh menyadari bahwa dirinya termasuk yang memberi kontribusi negatif atas meningkat kasus Covid-19 ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun