Mohon tunggu...
Pudji Widodo
Pudji Widodo Mohon Tunggu... Lainnya - Pemerhati Kesehatan Militer.

Satya Dharma Wira, Ada bila berarti, FK UNDIP.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Faktor yang Mempengaruhi Ketaatan Warga terhadap Regulasi Penanggulangan Pandemi Covid-19

15 Juni 2021   14:41 Diperbarui: 15 Juni 2021   15:00 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aparat keamanan India menindak warga yang melanggar ketentuam lockdown, sumber foto : Reuters via kumparan.com 26/3/2020

 Mari kita cermati situasi Jakarta. Menurut Humas RSD Covid-19 Wisma Atlet Letkol Laut drg. M. Arifin,  jumlah ranjang di RSDC saat ini hanya tersisa 1.158, setelah mencatat penambahan sebanyak 537 pasien. Telah terjadi lonjakan tingkat keterisian ranjang atau bed occupancy rate (BOR)  RSDC) Wisma Atlet per Minggu 13/6/2021 pagi mencapai 80,68 persen (CNNIndonesia.com) <2>. Kenaikan kasus Covid-19 mencapai 50 persen dalam seminggu terakhir. Kasus aktif naik 11.500 jadi 17.400 dalam satu minggu. Selain kasus aktif, positivity rate di Jakarta juga naik dari 9 persen ke 17 persen selama satu pekan. Padahal, Jakarta telah menaikkan kemampuan testing dari 4 kali menjadi 8 kali dari standar WHO (metro.tempo.co, 13/6/2021) <3>.

Pada level kota, Tim Satgas Covid-19 Kabupaten Kudus menemukan 28 warganya positif corona varian baru B.1617.2 asal India. Jumlah itu ditemukan setelah tes dilakukan terhadap 34 warga. Sampai tanggal 13/6/2021 jumlah kasus aktif Covid-19 di Kudus mencapai 2.342.


Kini tinggalah para tenaga kesehatan jatuh bangun bertugas di pusat-pusat rujukan dan isolasi. Jatuh karena ada yang baru pertama kali tertular dan ada yang tertular kembali meski sudah divaksinasi. Bangun karena tidak ada alasan menyerah untuk tidak menanggulangi penderitaan rakyat karena sumpah profesi.

Dinding IGD, bangsal isolasi dan ICU yang kaku dan dingin menjadi saksi kerja keras mereka membuka peluang kehidupan sebelum kepastian maut menjemput.


Dinding IGD, bangsal isolasi, ICU dan kamar jenazah menjadi pendengar setia lantunan doa para tenaga kesehatan agar pandemi segera lenyap dan penderitaan rakyat segera berakhir (pw).

Wasana kata

Seyogyanya para akademisi sosiologi dan kesehatan masyarakat melaksanakan kajian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi ketaatan warga terhadap upaya penanggulangan dan percepatan pemulihan ekonomi pada pandemi Covid-19. Hasil penelitian ilmiah tersebut menjadi bahan saran untuk pengambilan keputusan para pemangku wilayah terkait evaluasi penanggulangan pandemi. Dengan demikian perubahan kebijakan dan strategi penanggulangan wabah didasarkan kepada fakta-fakta sosial di tengah masyarakat. Strategi melawan transmisi Covid-19 untuk kota Semarang mungkin berbeda dengan di Kudus atau strategi untuk Surabaya tidak cocok diterapkan di Madura. 

Tentu saja seyogyanya Satgas Covid-19 mengalokasikan anggaran penelitian tersebut tersebut. Pusat mandala peperangan melawan Covid-19 ada di Pulau Jawa. Bila tidak segera tuntas, akan terbaca nuansa ketidakadilan tentang distribusi pendapatan negara yang dominan untuk mengatasi pandemi di wilayah Jawa.

Pandemi Covid 19 telah menjadi perang berlarut. Gelombang pertama penyebaran Covid-19 di Indonesia harus diberantas tuntas. Maka jangan biarkan ada gelombang penyebaran berikutnya. Mari bersama berjuang (pw).

Pudji Widodo,

Sidoarjo 13 Juni 2021 (80).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun