a. Adanya perlakuan represif aparat keamanan di India dalam menyelenggarakan pembatasan sosial. Namun hal tersebut tidak dilaksanakan konsisten, terutama pada ritual kegamaan yang melibatkan pengumpulan massa.
b. Warga Malaysia bersikap tunduk dan taat terhadap ketentuan pembatasan sosial di bawah pengawasan polisi yang dibantu tentara bersenjata lengkap untuk menegakkan wibawa negara. Seorang WNI yang bekerja sebagai trip planner merasakan situasi lockdown, memuji kedisiplinan warga Malaysia. Dia menegaskan " "Orangnya di sini itu lebih disiplin dan tertib, dibanding sama di Indonesia jauh banget," (kumparan.com, 3/3/2020)<1>.
c. Menyikapi bencana yang sama terjadi di seluruh dunia, sebagian masyarakat kita berbeda dalam menanggapi regulasi wabah. Dengan berbagai cara mereka mencoba menerobos pembatasan mudik, termasuk melalui jalan tikus, membawa surat keterangan sehat atau hasil pemeriksaan laboratorium palsu, berdebat dan melawan petugas.
d. Aparat keamanan Indonesia lebih mengedepankan persuasif dibanding negara lain yang secara simbolis maupun realis bertindak represif.
Situasi kamtibmas yang sehat tentu saja diharapkan tumbuh dari kesadaran masyarakat, bukan karena represi penguasa. Terlepas dari perbedaan sistem tata negara dan ideologi, eksistensi aparat berseragam dan bersenjata bukan hanya simbol, tetapi bukti kehadiran negara mengatasi krisis dan bencana kesehatan. Namun itu tidak cukup, pemulihan bencana menuntut partisipasi masyarakat untuk taat kepada regulasi nasional.
Tiongkok dan Vietnam sukses mengendalikan transmisi Covid-19. Pertanyaannya adalah mengapa di berbagai negara diantaranya Tiongkok, Vietnam dan Malaysia juga Singapura, warganya loyal kepada keputusan penyelenggara negara. Sementara ada sebagian masyarakat kita resisten. Maka penting untuk segera mengatasi causa primanya, karena semua memahami bahwa pendekatan teknis medis saja tidak cukup untuk melawan transmisi Covid-19.
Pertanyaan tersebut juga mengingatkan adanya fenomena bagaimana kita memuji kedisplinan masyarakat negara lain dalam memanfaatkan ruang publik. Kita melihat betapa disiplinnya wisatawan Indonesia mentaati aturan menjaga kebersihan saat berkunjung ke Singapura. Lalu saat kembali ke Indonesia, balik pula kelakuannya seperti semula yang tidak disiplin.
Faktor yang mempengaruhi ketaatan warga
Menurut telaah penulis, faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan individu untuk mentaati atau tidak terhadap anjuran dan peraturan yang berhubungan dengan pandemi adalah :
a. Pengaruh eksternal :
- Kegagalan pemangku kepentingan melakukan komunikasi untuk membangun partisipasi masyarakat dalam penanggulangan pandemi.