Mohon tunggu...
Pudji Widodo
Pudji Widodo Mohon Tunggu... Lainnya - Pemerhati Kesehatan Militer. Pensiunan.

Ada bila berarti

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Prajurit Mengusir Buncit Mengejar Bugar dan Kendala di Daerah Operasi

10 Maret 2024   16:08 Diperbarui: 14 Maret 2024   05:23 789
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi VO2 Max, yaitu genetik, sistem kardiovaskuler, pola latihan, gaya hidup dan komposisi tubuh. Komposisi tubuh di tingkat jaringan meliputi lemak, otot dan tulang.

Komposisi tubuh yang memiliki lemak berlebih akan menurunkan jumlah darah yang dipompa jantung ke seluruh tubuh. Akibatnya distribusi oksigen ke dalam sel otot juga berkurang[1].

Jadi semakin rendah persentase lemak, semakin tinggi nilai VO2 Max dan semakin baik daya tahan aerobik dan ketahanan fisiknya dalam bertempur. Inilah yang harus dipahami prajurit dalam memelihara postur tubuh yang baik, tidak buncit apalagi obesitas. Untuk mendukung pembinaan kesehatan, kebugaran dan postur prajurit, para komandan satuan berupaya melengkapi berbagai fasilitas olahraga termasuk ruang fitnes.

Kesehatan dan kebugaran jasmani diperlukan untuk memelihara kemampuan dasar prajurit yaitu menembak, renang militer, halang rintang, ketahanan mars, cross country juga bela diri militer.

Bagi prajurit yang berada di pangkalan semua fasilitas dapat dinikmati dengan leluasa. Berbeda dengan prajurit yang sedang bertugas di daerah operasi yang harus memiliki kiat khusus untuk mengatasi berbagai keterbatasan.

Daerah operasi rawan keamanan seperti Papua membuat pembinaan fisik mandiri maupun terpimpin menjadi tidak mudah. Berada di pos komando taktis (poskotis) atau pos pengamanan terpencil membuat prajurit mengutamakan keselamatan pribadi dan timnya.

Mereka berupaya menjaga kewaspadaan yang optimal untuk mencegah kecerobohan yang berisiko kehilangan nyawa. Di sela giliran istirahat mungkin mereka tetap berusaha berolahraga.

Membosankan tetapi itulah tantangan dan pengorbanan. Bukan hanya mengatasi serangan Kelompok Separatis Teroris, tetapi juga ancaman penyakit malaria dan dihadapkan masalah higiene-sanitasi lingkungan.

Pada tahun 2004-2005 saya tergabung dalam Kompi Zeni TNI Kontingen Garuda XX-B MONUC di Republik Demokratik Kongo. Baik di Pos Komando Utama (Poskout) di kamp Ndoromo, Bunia maupun di tiga Pos Komando Taktis (Poskotis), personel berusaha membuat sendiri sarana olah raga.

Di salah satu sudut rub hall logistik dipergunakan untuk ruang fitnes. Mereka membuat alat dan perlengkapan ala Smith Machine, Cable Machine, Squat Rack, Leg Press Machine sederhana dan tiang gantung untuk pull up. Lahan poskotis yang sempit dimanfaatkan untuk lapangan voli.

Mereka berupaya membakar lemak, mempertahankan massa otot, dan menjaga kapasitas kardiovaskuler dan fungsi paru. Sampai waktunya tiba saat penugasan tuntas dengan datangnya pasukan pengganti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun