Mohon tunggu...
prrsrlouisa kalang
prrsrlouisa kalang Mohon Tunggu... Guru di SDK Ignatius Slamet Riyadi 2

Penikmat dan pecinta karya seni, sastra dan musik

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menanti Harapan

28 Desember 2023   10:03 Diperbarui: 28 Desember 2023   10:15 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: dokumen pribadi penulis

Pagi yang syahdu

Diselimuti awan pekat

Diiringi nyanyian gemuruh

Rinai hujan di awal Februari membasahi dedaunan

Lonceng gereja berdentang

Doa Angelus berkumandang

Nyanyian pujian pagi beralun

Melodi merdu suara para malaikat

Di sana

Di sudut jalan 

Dia berdiri; menatap dalam hampa

Memikul sebuah karung usang

Lelaki tua 

Berbaju dekil

Terpaku; kaku menanti harapan

Sepeserpun dia tak punya

Bahkan senyum, tak nampak

Tatapan itu

Menggugah sukma

Merintih dalam sunyi; tangisan tak terdengar

Keluh tak terelakkan

"Sampai kapankah harus seperti ini?"

Jakarta, 02 Februari 2023

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun