Seharusnya, begitu ditemukan anomali radiasi, pemerintah wajib mengumumkan secara terbuka lokasi, radius bahaya, dan langkah mitigasi. Namun sampai berita ini ramai, data rinci masih minim. Publik hanya tahu satu hal: angkanya fantastis, bahayanya besar.
Tanpa kejelasan, ruang kosong informasi diisi spekulasi. Media sosial mulai penuh kabar liar, dari teori kebocoran reaktor hingga konspirasi industri gelap. Padahal, dalam situasi seperti ini, yang paling dibutuhkan masyarakat adalah kepastian dan transparansi.
Krisis Lingkungan = Krisis Tata Kelola
Skandal Cikande memperlihatkan masalah yang lebih dalam: lemahnya tata kelola lingkungan di tingkat daerah dan pusat.
Izin industri sering kali dikeluarkan tanpa kajian mendalam. Laporan AMDAL bisa dimanipulasi atau disusun hanya demi memenuhi syarat administratif.
Akibatnya, pengawasan tidak pernah menyentuh substansi: apakah industri itu benar-benar aman bagi manusia dan lingkungan?
Kalau sistem ini tidak berubah, kasus seperti Cikande akan terus berulang --- hanya berpindah lokasi.
Apa yang Harus Dilakukan Sekarang
Evakuasi dan isolasi wilayah terpapar.
Jangan tunggu hasil "kajian lanjutan" berbulan-bulan. Keselamatan warga lebih penting dari citra pemerintah.Audit independen semua industri di Cikande.
Bukan audit internal, tapi melibatkan BAPETEN, LIPI, dan universitas.Publikasikan data paparan secara real-time.
Gunakan peta digital yang bisa diakses publik untuk memantau tingkat radiasi.Penegakan hukum tanpa kompromi.
Jika terbukti ada pelanggaran, nama perusahaannya harus diumumkan. Jangan berhenti di level operator atau "oknum".-
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!