Mohon tunggu...
Mbah Priyo
Mbah Priyo Mohon Tunggu... Engineer Kerasukan Filsafat

Priyono Mardisukismo - Seorang kakek yang suka menulis, karena menulis bukan sekadar hobi, melainkan vitamin untuk jiwa, olahraga untuk otak, dan terapi kewarasan paling murah.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Seni Mengendalikan Emosi untuk Membuka Jalan Hidup

25 Agustus 2025   08:15 Diperbarui: 25 Agustus 2025   01:33 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lao Tzu Quote - dokpri

"He who controls others may be powerful, but he who has mastered himself is mightier still." — Lao Tzu

Emosi: Sahabat atau Penghalang?

Setiap orang pernah mengalami momen di mana emosi mengambil alih kendali.
Rencana yang sudah disusun rapi bisa hancur hanya karena satu ledakan marah, satu kata yang terucap tanpa dipikirkan, atau satu reaksi yang terlalu cepat. Setelahnya, sering muncul penyesalan: "Seandainya tadi saya bisa lebih tenang."

Itulah kekuatan emosi. Ia bisa menjadi energi yang mendorong seseorang mencapai potensi terbaiknya, namun juga dapat menjadi penghalang yang merusak hubungan, keputusan, bahkan masa depan. Pertanyaan pentingnya adalah: apakah kita yang menguasai emosi, atau emosi yang menguasai kita?

Emosi Bukan untuk Disembunyikan

Mengendalikan emosi tidak berarti menekan atau menolak perasaan. Emosi adalah bagian alami dari diri manusia, sebuah sinyal penting yang memberi pesan tentang apa yang sedang terjadi dalam batin.

  • Marah menandakan ada batas yang dilanggar.

  • Takut menunjukkan adanya risiko yang perlu diwaspadai.

  • Sedih memberi tanda bahwa ada kehilangan yang harus diterima.

  • Senang menandakan sesuatu berjalan sesuai dengan nilai dan harapan kita.

Emosi bukan musuh. Yang sering menimbulkan masalah adalah reaksi yang muncul tanpa kendali. Ketika seseorang memahami pesan di balik emosinya, ia akan mampu menjadikannya sebagai kompas untuk melangkah lebih bijak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun