Mohon tunggu...
Mbah Priyo
Mbah Priyo Mohon Tunggu... Engineer Kerasukan Filsafat

Priyono Mardisukismo - Seorang kakek yang suka menulis, karena menulis bukan sekadar hobi, melainkan vitamin untuk jiwa, olahraga untuk otak, dan terapi kewarasan paling murah.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Foie Gras: Hati Bebek Jumbo 10x lebih Besar Melalui Gavage

20 Agustus 2025   18:45 Diperbarui: 20 Agustus 2025   20:08 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemberian Paksa pad Bebek Ala Perancir- Animal Equality

Foie gras adalah salah satu hidangan paling ikonik dari Prancis. Kata foie gras sendiri dalam bahasa Prancis berarti "hati berlemak." Hidangan ini terkenal karena teksturnya yang lembut, rasanya yang kaya, dan statusnya sebagai simbol kuliner mewah. Namun di balik kelezatan yang diakui dunia, terdapat proses panjang dan kontroversial, yaitu teknik gavage atau pemberian makan paksa pada bebek dan angsa.

Artikel ini akan membahas sejarah, metode produksi, nilai kuliner, kontroversi, hingga perkembangan terkini dari foie gras, sehingga pembaca dapat melihat sisi kelezatan sekaligus sisi etis yang menyertainya.

Sejarah Panjang Foie Gras

Meskipun identik dengan Prancis, praktik memperbesar hati unggas sebenarnya sudah ada sejak zaman kuno. Catatan arkeologis menunjukkan bahwa orang Mesir Kuno sekitar 2500 SM telah memelihara angsa dan memberi mereka makan berlebih sebelum dipotong. Relief di makam Mesir bahkan menggambarkan orang-orang memberi makan angsa dengan cara manual.

Tradisi ini kemudian menyebar ke Romawi Kuno. Bangsa Romawi memperkenalkan metode memberi makan unggas dengan buah ara kering, sehingga hati mereka menjadi gemuk dan lezat. Dari sinilah kata Latin ficatum (berhubungan dengan buah ara) berkembang, yang kemudian dalam bahasa Prancis menjadi foie.

Prancis kemudian mengembangkan teknik ini menjadi kuliner kelas atas, terutama di wilayah Alsace dan Perigord. Di sanalah foie gras mulai dianggap sebagai produk budaya yang bernilai tinggi, bukan sekadar hasil ternak.

Metode Gavage: Proses di Balik Hati Gemuk

Metode gavage adalah inti dari produksi foie gras. Kata gavage berasal dari bahasa Prancis yang berarti "memberi makan secara paksa." Praktiknya dilakukan dengan memasukkan selang ke kerongkongan bebek atau angsa, lalu menuangkan jagung yang sudah diproses.

Proses ini dilakukan dua hingga tiga kali sehari selama sekitar 2--3 minggu menjelang pemotongan. Akibatnya, hati unggas tersebut membesar drastis, bisa mencapai 6--10 kali ukuran normal. Jika hati normal bebek sekitar 70--100 gram, foie gras bisa mencapai 600 gram hingga lebih dari 1 kilogram.

Hasilnya adalah hati dengan kandungan lemak tinggi, tekstur sangat halus, dan rasa yang kaya serta lembut di mulut. Inilah yang membuat foie gras begitu istimewa di mata para koki dan penikmat kuliner.

hidangan foie gras - halodoc
hidangan foie gras - halodoc

Foie Gras dalam Dunia Kuliner

Foie gras tidak hanya sekadar bahan makanan, tetapi juga simbol status dan keanggunan kuliner Prancis. Ada berbagai cara untuk mengolahnya:

  1. Seared Foie Gras
    Foie gras diiris tebal, lalu dipanggang cepat di atas wajan panas. Hasilnya bagian luar garing, bagian dalam lembut meleleh. Biasanya disajikan dengan saus manis, seperti buah beri atau anggur.

  2. Foie Gras Terrine atau Pt
    Foie gras dimasak perlahan dan ditekan menjadi blok, lalu dipotong tipis. Cara ini populer untuk hidangan pembuka dan sering disajikan dengan roti panggang.

  3. Foie Gras Torchon
    Hati dibungkus kain (torchon), lalu dimasak perlahan. Hasilnya lembut dan kaya rasa, sering disajikan dengan garam laut dan sedikit madu.

Foie gras juga sering dipadukan dengan anggur manis seperti Sauternes, yang menyeimbangkan rasa lemaknya. Di Prancis, foie gras menjadi menu wajib pada acara perayaan, terutama Natal dan Tahun Baru.

Kontroversi: Lezat tapi Dipertanyakan

Meskipun dihormati sebagai mahakarya kuliner, foie gras juga mendapat banyak kritik, terutama dari aktivis hak hewan. Kritik utama adalah metode gavage yang dianggap menyiksa unggas:

  • Pemberian paksa: Selang dimasukkan ke kerongkongan bisa melukai burung dan menyebabkan rasa sakit.

  • Pembesaran hati abnormal: Hati yang membesar hingga 10 kali lipat dianggap kondisi patologis (steatosis hati).

  • Keterbatasan gerak: Banyak peternakan membatasi ruang gerak unggas agar proses pembesaran lebih cepat, sehingga menimbulkan stres.

Akibatnya, beberapa negara seperti Inggris, Jerman, Italia, Norwegia, hingga India melarang produksi foie gras. Bahkan di Amerika Serikat, beberapa negara bagian seperti California sempat melarang penjualannya.

Namun, Prancis tetap mempertahankan foie gras sebagai bagian dari "warisan budaya gastronomi." Pada 2006, foie gras bahkan dilindungi secara hukum di Prancis sebagai produk budaya yang harus dilestarikan.

Alternatif Modern: Foie Gras Tanpa Gavage

Seiring meningkatnya kesadaran etis, beberapa produsen mulai mencari cara menghasilkan foie gras tanpa memaksa unggas. Metode ini sering disebut ethical foie gras.

Contohnya, seorang peternak di Spanyol, Eduardo Sousa, terkenal karena membiarkan angsa makan bebas di ladang zaitun, biji-bijian, dan buah alami. Angsa secara alami menimbun lemak di hati mereka menjelang musim migrasi. Hasilnya adalah foie gras yang disebut "alami" tanpa gavage.

Meskipun produksinya terbatas dan tidak selalu identik dengan foie gras tradisional, cara ini membuka jalan untuk masa depan foie gras yang lebih etis.

Foie Gras: Simbol Tradisi atau Isu Moral?

Foie gras berada di persimpangan unik antara tradisi kuliner dan isu moral. Bagi sebagian orang, foie gras adalah bagian tak terpisahkan dari identitas gastronomi Prancis, simbol perayaan, dan seni kuliner. Namun bagi yang lain, foie gras adalah lambang eksploitasi hewan demi kepentingan manusia.

Perdebatan ini tampaknya tidak akan berakhir dalam waktu dekat. Di satu sisi, permintaan pasar tetap tinggi, terutama di kalangan pecinta kuliner. Di sisi lain, tekanan global terhadap praktik gavage semakin besar.

Kesimpulan

Foie gras adalah makanan legendaris dengan sejarah ribuan tahun, rasa mewah yang tak tertandingi, sekaligus kontroversi yang membayanginya. Teknik gavage menghasilkan hati bebek dan angsa yang kaya rasa, tetapi menimbulkan pertanyaan etis serius.

Di masa depan, tantangan terbesar foie gras adalah bagaimana menjaga tradisi kuliner tanpa mengorbankan kesejahteraan hewan. Inovasi seperti foie gras alami atau "ethical foie gras" bisa menjadi jalan tengah.

Dengan demikian, foie gras bukan hanya sekadar makanan---ia adalah simbol dari dilema antara budaya, kenikmatan, dan moralitas manusia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun