Mohon tunggu...
Mbah Priyo
Mbah Priyo Mohon Tunggu... Engineer Kerasukan Filsafat

Priyono Mardisukismo - Seorang kakek yang suka menulis, karena menulis bukan sekadar hobi, melainkan vitamin untuk jiwa, olahraga untuk otak, dan terapi kewarasan paling murah.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Menggunakan Spectrum Analyzer dan Oscilloscope dalam Strategi PDKT: Kajian Elektro-Romantis Kontemporer

31 Juli 2025   14:25 Diperbarui: 31 Juli 2025   13:53 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis spektrum di Lab - Kreasi AI

Abstrak

Dalam dunia modern yang serba cepat dan penuh noise emosional, pendekatan tradisional dalam pendekatan (PDKT) kerap gagal menyentuh frekuensi batin si target (baca: gebetan). Studi ini mengusulkan metode revolusioner: memanfaatkan spectrum analyzer dan oscilloscope untuk membaca sinyal-sinyal cinta non-verbal. Dengan alat ini, diharapkan setiap individu dapat menyelaraskan sinyal cintanya dan men-tuning hati si dia ke resonansi mutual.

1. Pendahuluan

Cinta, sebagaimana sinyal radio, kerap tersembunyi dalam spektrum yang tidak kasat mata. Kadang kita merasa "klik", tapi ternyata hanya interferensi sesaat. Oleh karena itu, dibutuhkan alat deteksi lanjutan yang biasa digunakan di lab elektro tapi kini diterapkan dalam konteks lebih penting: membaca isi hati dia.

2. Landasan Teori

2.1 Spectrum Analyzer

Alat untuk menganalisis sinyal frekuensi tinggi. Dalam konteks PDKT, alat ini digunakan untuk mengamati frekuensi perhatian si dia: seberapa sering dia melirik, senyum, atau membalas chat dalam rentang waktu tertentu.

Contoh Kasus:
Subjek wanita mengirim stiker "" setelah dua jam delay. Hasil analisa spektrum menunjukkan sinyal ambigu pada frekuensi 4.2 GHz cinta pasif-agresif.

2.2 Oscilloscope

Biasanya untuk melihat bentuk gelombang tegangan, tapi dalam PDKT digunakan untuk mendeteksi fluktuasi emosi dari gerakan tangan, alis, dan ujung bibir saat ngobrol.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun