Mohon tunggu...
Mbah Priyo
Mbah Priyo Mohon Tunggu... Engineer Kerasukan Filsafat

Priyono Mardisukismo - Seorang kakek yang suka menulis, karena menulis bukan sekadar hobi, melainkan vitamin untuk jiwa, olahraga untuk otak, dan terapi kewarasan paling murah.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

2 Sisi: Kerja Bareng Saudara atau Orang Lain?

24 Juli 2025   14:32 Diperbarui: 24 Juli 2025   16:36 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pertanyaan ini mungkin terlihat sederhana, tapi jawabannya sangat tergantung pada konteks, karakter, dan dinamika hubungan antar manusia. Saya termasuk yang cukup beruntung—sering menjalankan proyek bersama adik-adik saya yang kebetulan semuanya engineer. Kami saling dukung, saling menutupi kekurangan, dan bisa bekerja secara efisien karena sudah saling memahami luar dalam. Tapi tentu tidak semua orang punya pengalaman serupa.

Mari kita bahas secara jujur dan berimbang: Apa keuntungan dan tantangan kerja bareng saudara, dan kapan lebih baik menggandeng orang lain?

Sisi Positif: Kerja Bareng Saudara

  1. Kepercayaan Sudah Terbangun Sejak Lama
    Hubungan saudara lahir dari sejarah bersama—dari kecil hingga dewasa. Kita tahu bagaimana wataknya, bagaimana reaksinya saat ditekan, bagaimana caranya mengambil keputusan. Ini menghemat banyak waktu dalam fase "building trust" yang biasanya diperlukan ketika kerja sama orang baru.

  2. Komunikasi Jauh Lebih Efisien
    Bahasa tubuh, nada bicara, bahkan lelucon internal bisa mempercepat pemahaman saat berdiskusi. Tidak perlu terlalu formal, tidak perlu terlalu hati-hati dalam mengutarakan pendapat. Dalam tim saya, diskusi teknis bisa terjadi di dapur sambil makan gorengan. Dan itu efektif.

  3. Komitmen Lebih Dalam
    Ketika kerja bareng saudara, ada rasa tanggung jawab moral. Bukan hanya demi hasil proyek, tapi juga demi kehormatan keluarga. Kalau proyek gagal, bukan hanya bisnis yang rugi—tapi juga ada rasa malu di antara anggota keluarga. Justru karena itu, semua jadi lebih serius dan tidak main-main.

  4. Solidaritas Tanpa Batas
    Di saat sulit—misalnya proyek rugi atau ada masalah keuangan—saudara cenderung tidak langsung pergi meninggalkan tim. Mereka bertahan, bahkan kadang merogoh kocek pribadi untuk membantu. Hal seperti ini jarang kita temukan kalau kerja dengan orang lain yang tidak punya ikatan emosional.

Sisi Gelap: Risiko Kerja Bareng Saudara

  1. Susah Profesional
    Karena terlalu dekat, kadang kita jadi enggan menegur atau memberi evaluasi yang objektif. Padahal, dalam bisnis, kejelasan tanggung jawab dan ketegasan keputusan itu mutlak. Kalau ada saudara yang kerja tidak maksimal, dan kita tidak enak hati untuk menegur, lama-lama tim jadi pincang.

  2. Konflik Bisa Menjadi Luka Keluarga
    Kalau terjadi konflik serius—misalnya beda visi, soal uang, atau pembagian hasil—dampaknya tidak hanya berhenti di kantor. Bisa terbawa sampai ke meja makan, ke momen lebaran, bahkan ke generasi berikutnya. Hubungan keluarga yang rusak karena bisnis itu sangat menyedihkan dan sulit diperbaiki.

  3. Batas Privasi Menipis
    Ketika kerja bareng saudara, kadang urusan pribadi dan pekerjaan jadi campur aduk. Urusan rumah bisa nyelip di tengah rapat proyek, atau sebaliknya—urusan kantor bisa menyulut pertengkaran di rumah. Menjaga garis batas ini sangat penting, tapi sangat sulit dilakukan kalau semua terlalu cair.

  4. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Worklife Selengkapnya
    Lihat Worklife Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun